Warga Cengar Masih Mengungsi Akibat Konflik Sawit

id warga cengar, masih mengungsi, akibat konflik sawit

Pekanbaru, 30/6 (ANTARA) - Sekitar 17 kepala keluarga hingga kini masih mengungsi akibat konflik sengketa bagi hasil hasil kebun kelapa sawit di Dusun Cengar, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

"Sejak konflik terjadi di Dusun Cengar, ada sekitar 17 kepala keluarga mengungsi karena terus mendapat ancaman dan trauma," kata Muri, warga Cengar yang mengungsi di Pekanbaru, Rabu.

Konflik meletus menjadi insiden berdarah dan pengrusakan terhadap rumah para anggota koperasi hingga menjalar ke rumah keluarganya pada 8 Juni lalu.

Konflik tersebut diduga dilatarbelakangi ketidakpuasan warga terhadap bagi hasil perkebunan plasma kelapa sawit yang dikelola Koperasi Unit Desa (KUD) Prima Sehati bersama perusahaan swasta.

Saat itu warga juga bentrok dengan dengan aparat kepolisian yang mencoba menghentikan warga yang melakukan panen paksa di kebun sawit hingga dua orang tertembak, satu diantara meninggal dunia.

"Yang saya sangat sesalkan mengapa sampai pekerja kecil seperti kami terkena imbasnya," kata Muri yang mengaku hanya menjadi pengawas lapangan di kebun plasma.

Menurut dia, seluruh harta bendanya habis akibat insiden tersebut. Akibatnya, ia dan isterinya kini terpaksa tinggal di indekost anaknya yang kuliah di Pekanbaru.

"Saya tak punya apa-apa lagi dan berencana mau jualan sayur untuk bertahan hidup di Pekanbaru. Ingin rasanya kondisi damai kembali karena saya dan keluarga sudah puluhan tahun hidup berdampingan di Dusun Cengar," katanya.

Suherman, warga yang juga mengungsi, mengatakan sangat berharap pihak kepolisian memberikan kepastian hukum dan jaminan keamanan terhadap warga. Sebabnya, 17 kepala keluarga yang mengungsi tidak semuanya bekerja di KUD. Namun, mereka tetap mendapat ancaman sehingga terpaksa mengungsi ke daerah Taluk Kuantan, Pekanbaru, hingga ke Sumatera Barat.

"Kami menginginkan kepastian hukum dari polisi. Yang salah silakan diproses, tapi jangan biarkan masalah ini berlarut-larut karena insiden ini sudah merenggut harta benda kami dan membuat trauma mendalam," katanya.