Maling Bobol Kantor Bupati Kampar

id maling bobol, kantor bupati kampar

Pekanbaru, 1/7 (ANTARA) - Kawanan maling menyatroni Kantor Bupati Kampar, Riau, dan membobol tiga brankas di ruangan bendahara daerah hingga mengakibatkan kerugian mencapai Rp370 juta.

Kepala Kepolisian Resor Kampar AKBP MZ Muttaqien kepada ANTARA, Kamis, mengatakan, banyak kejanggalan dalam insiden tersebut. Polisi menduga ada keterlibatan dari orang dalam pemerintahan yang merencanakan tindak kejahatan itu.

"Polisi masih melakukan penyelidikan, dan ada indikasi kejadian ini melibatkan orang dalam yang mengetahui seluk beluk kantor bupati," katanya.

Ia menjelaskan, kejanggalan dalam insiden yang terjadi pada Rabu (30/6) dini hari itu terlihat dari betapa leluasanya pergerakan maling saat beraksi. Dari olah tempat kejadian perkara, ujarnya, bisa diketahui maling berjumlah lebih dari satu orang.

Menurut dia, para kriminal itu leluasa membobol masuk dengan merusak pintu ruang kerja Asisten Daerah yang kebetulan memiliki pintu penghubung ke ruang bendahara daerah.

Tiga brankas ukuran besar di ruang tersebut ditemukan dalam kondisi rusak akibat dibongkar paksa dan seluruh isinya ludes.

"Anehnya lagi, hanya empat penjaga yang ada saat itu dari 12 petugas Satpol PP yang harusnya dapat giliran piket malam. Bahkan, empat orang petugas yang ada mengaku tak menjaga ruang bendahara karena alasan nonton pertandingan Piala Dunia di gedung utama kantor bupati," kata Muttaqien.

Ia menjelaskan, kerugian akibat insiden tersebut mencapai Rp340 juta, terdiri dari uang tunai mencapai Rp340 juta dan cek senilai Rp30 juta.

"Kami telah memintai keterangan seluruh petugas yang berjaga pada saat kejadian," ujarnya.

Kepala Bagian Humas Setkab Kampar Nasruni mengatakan uang yang hilang tersebut sebagian besar akan digunakan untuk membiayai Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Kabupaten Kampar yang akan digelar pada awal Juni ini. Pemerintah setempat menganggarkan dana sekitar Rp250 juta untuk penyelenggaraan kegiatan religi tersebut.

"Uang itu belum sempat disetor ke bank, tapi sekarang malah hilang. Kami berusaha untuk mencari penggantinya agar tak menggangu penyelenggaran MTQ," katanya.