Dumai, 31/5 (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Riau di Pekanbaru menyatakan, telah mendeteksi sedikitnya 64 titik di wilayah Sumatra yang tersebar di seluruh daerah termasuk Riau dengan angka tertinggi.
Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Marzuki, melalui telekomunikasi kepada ANTARA di Dumai, Selasa, melaporkan, 64 "hotspot" tersebut di antaranya terdeteksi di wilayah Provinsi Bengkulu dan Aceh masing-masing satu, Sumatra Barat dua, Sumatra Utara tiga, dan Lampung sebanyak lima titik.
Sementara untuk Riau, kata dia, tetap menjadi "sarang" utama kemunculan hotspot dengan jumlah yang mencapai 44 titik yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Di antaranya, Kabupaten Kuantansingingi (Kuansing) dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik api, Rokan Hulu dua, Bengkalis dan Kota Dumai tiga, Kabupaten Siak empat, Pelalawan lima, serta Rokan Hilir sebanyak 19 hotspot.
"Jumlah titik api pada awal pekan ini cendrung meningkat dibandingkan dua hari sebelumnya (Sabtu 28/5-Minggu 29/5-red) yang masih terdeteksi 20 sampai 30 titik api di Sumatra," kata Marzuki.
Banyaknya titik api, kata dia, disulut oleh cuaca di sebagian besar Sumatra yang telah memasuki musim kering atau kemarau.
"Seperti biasa, pada musim kering ini, kebanyakan masyarakat mulai beraktivitas bakar membakar. Kondisi ini yang menyebabkan hotspot di Sumatra khususnya Riau terus bertambah," terangnya.
Menurut Marzuki, musim kemarau untuk wilayah Riau sudah berlangsung sejak April (2011) lalu dan diprediksi akan terus bertahan hingga memasuki awal September (2011) mendatang.
Kendati demikian, kata dia, kemungkinan turunnya hujan masih tetap ada, namun intesitasnya ringan hingga sedang dengan titik kosentrasi yang tidak beraturan.
"Khusus wilayah Riau, peluang hujan hari ini hingga beberapa hari kedepan terjadi pada sore hingga malam hari dengan titik kosentrasi Riau bagian Utara, Tengah dan Selatan, meliputi wilayah pesisir seperti Kota Dumai dan Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hulu, Pelalawan, Rokan Hilir, Meranti dan Bengkalis serta sebagian Kampar dan Siak," jelasnya.
Sementara untuk arah angin, kata Marzuki, dominan dari Barat dan Barat Daya menuju Utara hingga Timur Laut dengan kecepatan yang variatif atau tidak dapat di prediksi.
Ditanya mengenai kemungkinan kemunculan asap dan daerah mana saja yang akan terselimuti, Marzuki mengatakan hal itu sejalan dengan arah angin dan dilihat dari vaktor kelembaban suatu wilayah yang dilalui.
"Daerah-daerah yang berpotensi terselimuti kabut asap yakni sebagian Siak dan Kampar, termasuk Bengkalis, Rokan Hilir dan Kota Dumai.
Bahkan melihat dari arah angin yang cendrung ke Utara, tidak menuntup kemungkinan asap akan samapai ke Selat Malaka," demikian Marzuki.
Berita Lainnya
BMKG deteksi 101 titik panas tersebar di Kalimantan Timur
23 February 2024 15:42 WIB
BMKG Stasiun Balikpapan deteksi titik panas di Kaltim bertambah jadi 121
01 February 2024 13:41 WIB
BMKG deteksi masih ada 58 titik panas di Kaltim, ada kawasan tanpa hujan
30 January 2024 13:52 WIB
BMKG Balikpapan deteksi 206 titik panas tersebar di Kalimantan Timur
26 October 2023 13:37 WIB
BMKG deteksi 17 titik panas di Kabupaten Kutai Timur dan Berau
01 December 2022 11:39 WIB
BMKG deteksi 10 titik panas di Kaltim, waduh Karhutla mulai lagi?
30 January 2022 21:01 WIB
BMKG deteksi 24 titik panas berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan di Aceh
11 February 2020 11:03 WIB
Waspada, BMKG deteksi lonjakan titik panas di Riau
23 January 2020 17:59 WIB