Kematian Tragis Tianova Dan Ibunya

id kematian tragis, tianova dan ibunya

Sebuah rumah mungil berpagar besi warna "pink" yang berada di Jalan TS Saleh II, Kelurahan Bumi Ayu, Kota Dumai, Provinsi Riau, Senin siang (6/6) terlihat sepi. Tidak ada penghuni, kecuali dua polisi dengan senjata api yang berjaga-jaga.

"Maaf, dilarang masuk. Cukup di luar saja," kata seorang petugas kepolisian tersebut seraya menjelaskan jika telah terjadi pembunuhan tragis di rumah yang terlilit garis polisi itu.

"Seorang ibu tewas setelah dianiaya. Sementara anaknya, tewas setelah diperkosa," kata seorang polisi lainnya.

Siang itu, tepat pukul 14.00 WIB, di sekitar rumah keluarga naas itu juga terlihat sepi. Hanya ada seorang remaja laki-laki tanggung bersama tiga orang bocah di radius 10 meter depan rumah mungil itu.

Beberapa remaja tanggung ini terpaku, mereka tampak seperti mengamati dengan serius kondisi rumah itu.

"Di rumah itu cuma ada dua orang ibu sama anak. Ibunya bernama Lilis, sementara anaknya sering dipanggil Nova. Dia sekolah di SMA 1," kata seorang remaja yang terpaku bertengger di atas sepeda motor jenis bebek. Remaja ini mengaku bernama Junaidi, ia biasa disapa Jon, berusia 18 tahun.

Jon menceritakan, penghuni rumah itu merupakan keluarga yang cukup tertutup dan jarang berada dalam setiap kegiatan rukun tetangga.

"Anaknya, Nova, juga sama. Dia hanya bergaul sama teman-teman sekolahnya. Dengan kami-kami ini tidak," kata Jon, diiyakan oleh tiga orang bocah laki-laki yang berada bersamanya.

Beranjak dari tongkrongan remaja dan bocah laki-laki itu, berjarak sekitar 30 meter dari rumah naas, terpantau dua orang wanita dewasa bersama seorang gadis remaja berpakaian seragam biru putih, agaknya remaja itu masih duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA).

Ketiganya terlihat duduk di bangku papan yang berada tepat di depan rumah bulatan yang baru setengah jadi.

"Saya sungguh kaget, karena semalam (Minggu 5/6), tidak ada terdengar keanehan di rumah itu," kata seorang wanita dewasa bernama Rahma.

Wanita 45 tahun ini berkisah, meski sedikit tertutup dan kurang bergaul dengan tetangga, Lilis dan Nova sangat ramah dan tak sungkan-sungkan untuk bertegur ssapa.

"Lebih dari itu saya kurang tahu. Terlebih suaminya, si 'pak' Irfan yang memang jarang ada di rumah. Katanya, selain kerja di Kantor Navigasi, pak Irfan juga pelatih golf," tutur Rahma yang kemudian diiyakan oleh seorang wanita sebaya dan gadis berseragam SMA.

Berdasarkan data kepolisian setempat, seorang ibu bernama lengkap Lilis Suryani (45) dan anaknya Tianova Risayulbi alias Nova (16) terindikasi sebagai korban pembunuhan. Keduanya ditemukan tewas berlumuran darah di dalam kamar rumahnya pada Minggu malam (5/6).

"Kondisi korban sangat mengenaskan. Sekujur tubuh keduanya penuh dengan luka tusukan. Tragisnya lagi, sebelum dibunuh sang anak diduga diperkosa terlebih dahulu," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Dumai, Ajun Komisaris Polisi Devi Firmansyah.

Berdasarkan keterangan saksi di tempat kejadian perkara (TKP), kata AKP Devi, kedua korban pertama kali ketahui oleh ayah korban yakni Irfan Amris (48), yang baru saja pulang dari luar kota.

Irfan Amris yang bekerja di kantor Navigasi Kota Dumai, tiba di rumahnya Minggu malam sekitar pukul 19.00 WIB. Setelah berkali-kali memanggil kedua korban yang tidak kunjung mendapat jawaban, Irfan pun mencoba mencari kedua korban dengan berkeliling Kota Dumai. Namun hingga pukul 23.00 WIB, kedua korban tidak ditemukan.

Irfan kemudian kembali ke rumahnya dan melihat sesuatu yang mencurigakan, yakni sebuah lampu yang berada di garasi mobil. Lampu tersebut terlihat menyala benderang.

"Padahal biasanya lampu tersebut padam," kata Irfan dalam keterangan di kepolisian.

Melihat keanehan tersebut, Irfan kemudian berinisiatif memanjat dinding rumah yang berada tepat di samping kamar utama. Lirikan mencurigakan tersebut kemudian berbuah keterkejutannya melihat sang istri, Lilis Suryani terlentang tidur, bergelimang, berlumuran darah segar di sekujur tubuhnya. Tangan dan kaki korban istri Irfan kala itu juga ditemukan terikat dengan seutas tali yang membelit hingga menyayat kulit arinya.

"Sementara anaknya, Tianova Risayulbi, ditemukan di sudut kamar dalam posisi duduk. Kondisinya lebih tragis lagi, di tubuhnya terdapat puluhan luka tusuk senjata tajam. Selain itu, pakaiannya juga terlihat acak-acakan. Kondisinya sama-sama sudah tak lagi bernyawa," ujar AKP Devi.

Kronologis menurut kepolisian, setelah melihat kedua korban tak lagi bernyawa, Irfan kemudian bergegas melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian setempat.

Mendapat informasi itu, anggota Kepolisian Sektor kemudian meluncur ke TKP. Sementara tim Polres menyusul keesokan harinya untuk kepentingan olah TKP.

Dari hasil olah TKP dan visum, dugaan sementara kedua korban merupakan korban perampokan sadis. Hal itu disimpulkan dari sejumlah luka bekas penganiayaan sadis yang menyebabkan kematian terhadap kedua korban.

Selain itu, kesimpulan sementara itu juga mengacu pada harta milik korban yang juga dikuras pelaku.

Keberadaan dan teka-teki siapa dalang atas kasus pembunuhan sadis itu hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.