Tim PAS Selidiki Kasus Pemukulan Wartawan Riau

id tim pas, selidiki kasus, pemukulan wartawan riau

Pekanbaru (ANTARAriau News) - Tim pasangan calon Wali Kota Pekanbaru Firdaus-Ayat cahyadi, yang mengusung slogan Profesional, Amanah dan Santun (PAS) berjanji menyelidiki kasus pemukulan wartawan saat demonstrasi terkait pemungutan suara ulang Pilkada Pekanbaru.

"Kami meminta maaf dan akan mengusut insiden pemukulan wartawan itu," kata Ketua Tim Koalisi PAS Chaidir, pada jumpa pers di Kantor PWI Riau, Pekanbaru, Kamis.

Seorang kontributor tv swasta, Fitrah, tiba-tiba dikeroyok dan dipukul oleh sejumlah simpatisan PAS yang menggelar unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Pekanbaru pada Rabu (14/9) lalu.

Chaidir membantah bahwa pihaknya telah menggalang massa yang melakukan demonstrasi tersebut.

"Koalisi PAS tak mengkoordinir unjuk rasa, itu murni masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan dirinya berinisiatif ke kantor PWI Riau untuk melakukan klarifikasi karena insiden pemukulan itu berbuntut pada tuduhan kepada Tim PAS.

Menurut dia, insiden tersebut juga akan menjadi pembahasan secara internal dan kemungkinan berupa pembentukan tim investigasi.

"Kami akan menyelidiki siapa pelakunya. Kalau benar dari PAS, maka kami akan memprosesnya secara hukum dan minta maaf di media massa," ujarnya.

Menurut dia, insiden pemukulan tersebut diduga merupakan bentuk provokasi dari lawan politik PAS untuk mencoreng nama baiknya di masyarakat. Sebab, tim PAS hingga kini masih memposisikan jurnalis sebagai mitra dalam menyuarakan aspirasi politik.

"Karena kalau sudah main pukul itu tak boleh, apalagi korbannya pers," katanya.

Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir tim PAS kerap menerima laporan beredarnya pesan singkat (SMS) yang memprovokasi dan seakan memposisikan pihaknya akan melakukan aksi anarkis terkait penundaan pemungutan suara ulang Pilkada Pekanbaru.

"Tapi bukan tak mungkin ini ada pihak yang menangguk di air keruh, yang akan merugikan satu pihak juga kita bersama," ujarnya.

Dalam beberapa hari terakhir, aksi demonstrasi kerap terjadi di Kota Pekanbaru setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pekanbaru menyatakan tak mampu menggelar pemungutan suara ulang hingga batas waktu 90 hari sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi.

Aksi unjuk rasa tersebut kerap melibatkan massa yang besar dan membawa aspirasi pro dan kontra terhadap penundaan pemungutan suara ulang.

Dua kubu demonstran yang menyatakan mendukung PAS hingga pendukung calon Wali Kota Pekanbaru Septina Primawati-Erizal Muluk kerap melakukan aksi demonstrasi.

Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Riau Tony Hidayat mengatakan Fitrah selaku korban pemukulan telah melaporkan insiden itu ke pihak kepolisian.

"Secara pribadi, yang bersangkutan sudah melapor ke polisi, dan kami harap insiden seperti ini tak terjadi lagi," ujarnya.