Bayi Gizi Buruk Jalani Perawatan Di RSUD

id bayi gizi, buruk jalani, perawatan di rsud

Pekanbaru, (ANTARAriau News) - Martin Junisar (1,3) anak laki-laki pasangan Tompam Hutauru (43) dengan Ny Lamria Tampu Bolon (40) warga Jalan Sepakat, Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, penderita gizi buruk saat ini di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, Jumat.

Seorang perawat di Ruang Merak Satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, Suntika mengatakan, Martin Junisar masuk ke RSUD Arifin Achmad sejak tanggal 11 September 2011 dengan kondisi sadar namun bobot tubuhnya hanya sekitar empat kilogram.

"Saat ini bayi yang diduga terkena gizi buruk itu masih dalam perawan dan pengawasan dokter spesialis anak di Ruang Merak Satu," kata Suntika.

Ibu bayi malang itu, Ny Lamria, yang ditemui di Ruang Merak Satu RSUD Arifin Achmad tempat Martin di rawat mengatakan, saat ini kondisi anaknya sudah mulai membaik namun berat badannya tidak kunjung bertambah.

"Berat badannya (Martin) sekarang sekitar 4,4 kilogram. Kondisi ini masih sama dengan sewaktu masuk sekitar satu minggu lalu," ujarnya.

Lamria menguraikan, saat ini anak keduanya itu masih di infus dan kondisinya masih di bawah normal. "Makannya saja masih menggunakan selang," katanya.

Selain masih susah makan, kata Lamria, Martin yang seharusnya masih mengkonsumsi air susu (asi) darinya terpaksa harus terputus mengingat kondisi bayi malang itu belum pulih sepenuhnya.

"Dia masih batuk-batuk. Sudah dua minggu ini batuknya nggak sembuh-sembuh. Tapi syukurnya dia sekarang sudah bisa 'merengek-rengek', menangis setiap ada rasa sakit yang dialaminya," ujarnya.

Lamria mengisahkan, sebelum sampai ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Martin Junisar sempat di rawat di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.

Akibat tidak adanya kesembuhan, bayi malang yang lahir sejak 1,3 tahun silam itu akhirnya di bawa ke Rumah Sakit Umum Selasi, Pangkalan Kerinci.

Setelah di rawat sekitar dua minggu, bayi gizi buruk itu akhirnya terus membaik hingga di bawa pulang oleh kedua orang tuanya.

"Tapi baru sekitar satu minggu di rumah, anak saya kembali tidak bisa makan dan berat badannya tidak pernah naik. Akhirnya kami kemudian merujuknya ke RSUD Arifin Achmad dengan harapan mendapatkan perawatan yang lebih baik," kata Lamria.

Lamria merupakan seorang ibu rumah tangga, sementara suaminya, Tompam Hutauru seorang sopir berpenghasilan kurang dari Rp2 juta. Lamria yang hanya bermodalkan Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) berharap ada bantuan dari pihak RSUD Arifin Achmad dan Pemerintah Daerah demi kesembuhan anak keduanya itu.