Perhatikan Ciri-ciri Psikopat

id perhatikan ciri-ciri psikopat

Perhatikan Ciri-ciri Psikopat

Jakarta (ANTARARIAU News) - Bila seseorang yang anda kenal sering membicarakan masa lalu dan melulu membicarakan tentang makanannya, bisa jadi dia psikopat, kata peneliti seperti dikutip Dailymail.

Peneliti mengidentifikasi pola berbicara yang bisa jadi merupakan tanda-tanda pengidap psikopat.

Mereka yang kerap kali menggunakan jeda kata seperti "um" dan "ah" harus mendapat perhatian khusus, demikian juga mereka yang tidak punya emosi.

Tanda-tanda lainnya adalah jika orang tersebut fokusnya hanya pada kebutuhan dasar seperti makanan dan uang atau membicarakan tentang kriminalitas waktu lampau.

Peneliti menemukan bahwa psikopat menggunakan kata-kata tentang kebutuhan pokok dua kali lebih banyak, misalnya makan dan minum, merupakan refleksi dunia psikopat yang melihat semua hal harus mereka miliki.

Peneliti menyatakan setiap orang mampu memilah kata-kata yang akan digunakan tiap harinya dalam pembicaraan, dan tanpa sadar akan menggunakan kata-kata fungsional atau kata kerja.

Analisa yang dilakukan peneliti menghasilkan temuan tanda-tanda seseorang psikopat atau tidak.

Studi tersebut melibatkan wawancara dengan 52 tersangka pembunuhan, 14 di antaranya diklasifikasikan sebagai psikopat.

Respon mereka dianalisakan secara detil melalui program komputer yang memperlihatkan pola mereka saat berbicara.

Jeffrey Hancock, ketua penelitian dan asosiasi profesor bidang komunikasi dari Universitas Cornell di New York, mengatakan bahwa penggunaan berlebihan pada ucapan lampau menunjukan kelemahan psikologis.

“Psikopat bicara banyak mengenai yang mereka makan pada hari mereka membunuh. Mereka juga lebih sering membicarakan uang,” tambah Hancock.

Hal ini memang sesuai dengan dunia mereka yang melihat segala sesuatu di sekitar mereka adalah milik mereka yang harus diambil.

Psikopat juga menggunakan kata sub koordinasi seperti “karena” yang menjelaskan alasan mereka tertarik pada hal sebab akibat.

Laporan tersebut mengatakan, “Pola tersebut menunjukkan psikopat cenderung melihat kejahatan sebagai akibat logis dari sebuah rencana (sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan)”.