Pekanbaru, (ANTARA) - Sejumlah warga di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mengharapkan pemadaman listrik yang diberlakukan PT PLN (Persero) tidak "tebang pilih" yang berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.
"Saya tidak pernah melihat di wilayah Diponegoro (komplek pemukiman pejabat) listriknya padam. Setiap hari, mau pagi sore dan malam saya lewat, listrik tetap saja menyala," kata Anto Subarya, seorang warga yang tinggal di Perumahan Bukit Barisan, Blok B, Pekanbaru di Pekanbaru, Minggu (23/10).
Sebaliknya, demikian Anto, di komplek perumahan tampat tinggalnya dimana rata-rata rumah tipe 36 yang dihuni oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah setiap hari mau siang dan malam selalu saja mendapat giliran pemadaman.
"Pemadamannya juga tidak sebentar. Bisa dua sampai tiga jam sehingga kami kerepotan dibuatnya," ujar dia.
Warga lainnya di komplek perumahan Bukitmas, Pekanbaru, Andre Suparman, mengatakan, pemadaman di sekitar perumahan tempat ia tinggal bersama dua anak dan istrinya itu paling sering terjadi pada malam hari.
"Kondisi ini yang membuat saya 'was-was'. Sementara saya sering pulang malam dan saya kuatir anak-anak bermain lilin pada saat mati lampu. Kondisi ini tentunya sangat bahaya dan bisa menyebabkan kebakaran," kata Andre.
Secara terpisah, Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) dan Humas, PLN Wiliyah Riau-Kepri (WRKR), Suhatman menyatakan pihaknya semampu mungkin akan berbuat adil terhadap seluruh pelanggan tanpa adanya upaya 'tebang pilih'.
"Mau yang tinggal di komplek pejabat maupun di komplek perumahan sederhana, mendapat pemberlakuan yang sama," katanya.
Ditanya mengenai kondisi kelistrikan beberapa pekan terakhir dan penyebab diberlakukannya pemadaman bergilir di Pekanbaru, Suhatman menjelaskan bahwa telah terjadi defisit daya sekitar 39 Mega Matt (MW).
Defisit disebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin yang biasa menyuplay arus ke melalui jaringan interkoneksi tengah mengalami pemeliharaan sehingga keluar dari sistem.
"Namun saat ini sudah mulai kembali beroperasi, meski belum optimal," kata Suhatman.
Berita Lainnya
Legislator Riau: Kalau Berantas Korupsi Jangan Tebang Pilih!
26 January 2017 21:35 WIB
Pengawasan Proyek Ruko Jangan Tebang Pilih
17 February 2014 14:00 WIB
KPK Jangan Tebang Pilih Dalam Kasus Kehutanan Riau
11 February 2010 14:58 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB