PON Riau dibayangi krisis listrik

id pon riau, dibayangi krisis listrik

PON Riau dibayangi krisis listrik

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Seorang pengamat sosial, hukum dan politik di Pekanbaru, Provinsi Riau, Muharnis, mengatakan Pekan Olah Raga Nasional (PON) ke XVIII 2012 di Riau dikhawatirkan terlaksana saat kondisi listrik tengah krisis.

"Hal ini dapat dilihat dari kondisi listrik di Riau saat ini yang masih 'biarpet', sering mati dan hidup. Kondisi ini tentunya akan memberikan dampak negatif terhadap citra daerah kaya minyak ini di mata nasional," kata Muharnis di Pekanbaru, Senin.

Bayangan PON di Riau akan di landa krisis listrik menurut dia juga melirik sejumlah proyek pembangkit listrik yang sejauh ini belum jelas kesiapannya.

"Salah satunya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x100 Mega Watt (MW) di Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, yang katanya sampai sekarang masih menghadapi sejumlah kendala," ujarnya.

Salah satu kendala proyek mega triliun itu terutama mengenai hak pakai lahan seluas 40 hektare yang sebelumnya ditetapkan sebagai Kawasan Industri Tenayanraya (KIT), atau tempat berdirinya pembangkit 'mega power' itu, katanya.

"Kondisi ini tentunya menjadi gambaran suram PON Riau pada 2012 mendatang. Diharapkan pemerintah dan PLN segera mengatasi masalah ini dan jangan sampai PON di Riau terkendala listrik," kata Muharnis.

Sementara Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, Ilyas Labay, secara terpisah juga mengakui jika sejauh ini rencana pagelaran PON ke XVIII di Riau masih terkendala sejumlah hal, terutama masalah kelistrikan.

"Salah satunya mungkin mengenai pembangunan jaringan listrik. Untuk PON, sebaiknya jaringan listriknyabtersendiri atau di khususkan," tuturnya.

Kondisi demikian kata dia, sebelumnya juga telah menjadi pembahasan alot pihak Komisi C DPRD Riau dengan Dinas Pertambangan dan Energi serta PT PLN (Persero) Wilayah Riau-Kepri (WRKR).

"Untuk membangun jaringan baru ini, diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp23 miliar. Besarnya angka pemasangan jaringan listrik ini karena semua fasilitas PON ternyata belum memiliki jaringan ke sejumlah gardu milik PLN," katanya.

Dana sebesar itu, kata Ilyas, sebenarnya sudah dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2011, yakni sebesar Rp18 miliar dan Rp5 miliar melalui APBD di tahun berikutnya (2012).

Sangat diharapkan, demikian Ilyas, proyek pemasangan seluruh jaringan ini akan selesai beberapa bulan sebelum PON agar bisa dipergunakan untuk uji coba sebelum pelaksanaannya.

"Selain itu juga perlu penambahan daya agar listrik yang sudah dinikmati masyarakat tidak terganggu pada saat pelaksanaan PON berlangsung," tuturnya.

Sebelumnya dikabarkan, kebutuhan konsumsi listrik PON ke XVIII di Riau diperkirakan akan mencapai 25 MW, dimana sekitar 10 MW untuk pelaksanaan pokok. Sementara untuk berbagai sarana pendukungnya yakni sekitar 15 MW.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PT PLN juga telah menyewa sejumlah pembangkit yang sengaja ditempatkan di masing-masing daerah yang nantinya akan dilaksanakan berbagai cabang olah raga. Hal ini juga mengingat pembangunan sejumlah pembangkit, termasuk PLTU Tenayan Raya yang hingga kini belum diketahui kapan kesiapannya.