Kampar, Riau, (ANTARARIAU News) - Sedikitnya 20 unit rumah diduga sering menjadi tempat praktek protitusi di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, terutama di Desa Karya Indah.
Melalui Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kampar, KH Baizuri, di Kampar, Selasa, masyarakat meminta agar aparat keamanan dan pihak terkait menindak tegas pemilik rumah tersebut, karena dinilai sangat menganggu serta membuat resah lingkungan.
"Mungkin ini dampak dari penggusuran lokalisasi 'Teleju' di Kota Pekanbaru, sehingga mereka yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) ini lari ke Tapung. Ini sangat menganggu dan meresahkan masyarakat," kata Kyai Baizuri yang juga tokoh masyarakat Kampar.
Saat ini, menurutnya, praktek prostitusi sepertinya telah menjamur di beberapa wilayah Kampar, salah satunya di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung.
Dikatakannya, berdasarkan laporan masyarakat, para PSK itu muncul sejak bulan Agustus 2010 lalu, dan mereka ini diduga pindahan dari lokalisasi 'Teleju' yang telah digusur Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru.
"Mereka membangun rumah berukuran kecil-kecil, sehingga seolah tidak terlihat seperti rumah prostitusi. Sekarang bangunan tersebut bertambah besar, dan PSK-nya pun semakin banyak, ada di sekitar 20 unit rumah," ujarnya.
Namun Baizuri menyayangkan, dalam upaya mengatasi persoalan ini, pihak keamanan seperti petugas Satpol PP, aparat kepolisian dan juga Pemerintahan Desa seolah-olah tidak mau tahu (tak memperdulikannya mengenai apa yang telah terjadi).
"Saya tidak tahu, apa alasan para petugas itu sehingga bersikap seperti ini menghadapi persoalan tersebut," jelasnya.
Karena itu, ia mengaku atas nama masyarakat Tapung Raya dan Kabupaten Kampar pada umumnya, mengharapkan Bupati Kampar serta kepada aparat pHukum segera mengambil tindakan tegas.
"Karena ini sudah sangat meresahkan bagi masyarakat. Nanti jangan disalahkan masyarakat jika terjadi tindakan anarkis untuk menutup secara paksa tempat prostitusi yang ada di Desa Karya Indah tersebut," tandasnya.
Senada dengan itu, tokoh masyarakat Kampar lainnya, Nasri Alamsyah, meminta agar pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar, segera turun tangan dalam upaya pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) di 'Bumi Serambi Mekkah' (julukan untuk Kabupaten Kampar).
"Kami tidak ingin nama 'Serambi Mekkah' yang telah melekat pada Kabupaten Kampar, tercoreng oleh ulah dari para PSK yang hanya semata-mata menggunakan kesempatan untuk mencari keuntungan dan merusak moral anak-anak kita", tegasnya.
Nasri menjelaskan, sudah banyak tempat praktek prostitusi menjamur di Kampar.
Ia menunjuk pula daerah XIII Koto Kampar, dekat jembatan PLTA, di sekitar Petapahan atau simpang Topas, selain yang kini mulai tumbuh subur di Desa Karya Indah, Tapung.
Sementara itu, Kepala Kantor Satpol PP Kabupaten Kampar, A Mius, berjaji akan turun ke lokasi tersebut untuk melakukan penyisiran dan tindakan tegas sesuai peraturan yang berlaku.
Berita Lainnya
Pemkot Bekasi intensifkan operasi cegah prostitusi berkedok kamar indekos
05 December 2021 18:29 WIB
Isu perselingkuhan pejabat di Kampar makin marak, Bupati harus tindak tegas
30 January 2023 11:05 WIB
Kampar Marak Penipuan Terhadap Guru Honorer CPNS
18 February 2014 9:03 WIB
Penipuan Terhadap Guru Honorer CPNS Di Kampar Marak
08 January 2014 17:08 WIB
Penebangan Liar Marak di Hutan Semenanjung Kampar
06 May 2013 19:07 WIB
Waii... Curat Marak di Kampar
02 December 2011 17:23 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB