Sejumlah ruas jalan tergenang air

id sejumlah ruas, jalan tergenang air

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Sejumlah ruas jalan di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, Kamis malam, tergenang air dengan tinggi rata-rata 30 sampai 40 centimeter setelah hujan deras melanda wilayah itu.

Pengamatan ANTARA, hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian besar wilayah 'Kota Bertuah' sejak pukul 19.20 WIB hingga pukul 23.00 WIB dengan durasi yang beragam dan tidak merata.

Di sekitar Jalan Sisingamangaraja dan Soetomo, Kecamatan Limapuluh Kota, air terlihat menggenangi jalanan pada pusat daratan rendah.

Khusus dilintasan perempatan antara Jalan Sisingamangaraja dan Soetomo, ketinggian air mencapai 30 sampai 40 centimeter yang mengakibatkan kendaraan jenis roda dua dan empat melaju dengan kecepatan maksimum 30 kilometer (km) per-jam.

Selain itu, hasil penelusuran ANTARA juga menyebutkan beberapa lintasan yang berada di pusat kota lainnya, seperti Jalan Jenderal Sudirman, Tuanku Tambusai, Arifin Achmad dan Jalan Mekar Sari tampak tergenang dengan ketinggian air sekitar 10 hingga 40 centimeter.

Tatanan drainase atau saluran air yang kurang baik menjadi faktor utama jalanan di "Kota Lancang Kuning" tergenang air. Pasalnya, tidak sedikit pula luapan air drainase yang terpantau memperparah banjir di sejumlah kawasan termasuk jalanan perkotaan dan daerah sudut kota.

Misalnya untuk daerah sudut kota, yakni Jalan Bukit Barisan, Merpati dan Jalan Kapling Satu. Tiga lintasan yang berada di Kecamatan Bukit Raya dan Tenayan Raya ini tampak tergenang air juga setinggi betis orang dewasa.

Ketinggian maksimum atau banjir terparah melanda jalur Lintas Timur yang juga berada di dua kecamatan itu, khususnya pada titik-titik tertentu yang terdapat tatanan drainase paling buruk.

Salah satunya yakni pada pertigaan jalur Lintas Timur yang berada Jalan Bukit Barisan, berjarak sekitar satu kilometer dari Jembatan Sungai Sail, salah satu anak sungai terdalam di Sumatra (Sungai Siak-red).

Tatanan drainase di pertigaan ini terlihat cukup amburadul. Banyak dinding saluran air serta gorong-gorong yang mulai ambrol sehingga saluran air tersebut tidak mampu mengirim limpahan air hujan hingga ke bibir Sungai Sail.

Hal demikian yang pada akhirnya membuat kawasan lintasan ini menjadi langganan banjir setiap hujan deras datang mengguyur, seperti yang sudah-sudah dan tengah berlangsung saat ini.