Radar Cuaca BMKG Belum Difungsikan

id radar cuaca, bmkg belum difungsikan

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Radar cuaca bernilai miliaran rupiah milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Provinsi Riau, Sabtu, masih "teronggok" dalam ruang kerja analis dan belum difungsikan sebagaimana mestinya.

Perangkat radar yang merupakan sejumlah unit komputer dilengkapi dengan sistem pendeteksi cuaca secara dini itu tampak hanya tersusun di sebuah meja dengan kursi kerja yang "kosong melompong".

Sejumlah analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang berada di ruang kerja tersebut mengaku tidak begitu mengerti mengapa radar cuaca yang didatangkan sejak pertengahan tahun 2011 lalu itu belum juga difungsikan hingga saat ini.

"Bisa jadi karena berbagai kendala, seperti kurangnya tenaga analis yang khusus menjalankan atau memfungsikan radar tersebut," kata seorang staf analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari.

Warih mengaku tidak begitu paham alasan rincinya mengapa alat pendeteksi cuaca secara dini tersebut tak kunjung difungsikan sesuai peruntukannya.

"Ini urusan internal BMKG dan kami sulit untuk menjelaskannya. Bisa jadi dikarenakan berbagai hal makanya sampai sekarang belum juga difungsikan," kata Marzuki, staf analisa BMKG Stasiun Pekanbaru lainnya.

Berlandaskan penelusuran ANTARA, alat radar cuaca yang harganya kurang lebih mencapai Rp15 hingga Rp17 miliar per unit tersebut sebelumnya didatangkan langsung dari BMG Pusat di Jakarta dengan menggunakan dana negara.

Pengadaan alat radar tersebut merupakan permintaan BMKG untuk mendeteksi lebih dini kondisi cuaca sehingga masyarakat kemudian mendapatkan manfaat atas adanya imbauan dini apabila adanya kemungkinan terburuk akibat cuaca ekstrim dan lain sebagainya.

Hingga saat ini, kabarnya pula BMKG baru memiliki sebanyak 20 unit radar cuaca yang tersebar di sejumlah titik Tanah Air. Diantaranya, Aceh, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makasar, Manado, dan Banjarmasin serta Pekanbaru.