Pertumbuhan titik api meningkat pesat

Pekanbaru - BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru menyatakan, pertumbuhan titik api di daratan Provinsi Riau setiap harinya menunjukan peningkatan yang sangat pesat.

"Kalau pada Sabtu (11/2) sebelumnya titik api atau 'hotspot' di Riau hanya sebanyak 17 titik, sejak Minggu (12/2) sudah mencapai 59 titik," kata Prakirawati Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Warih Budi Lestari, Senin.

Puluhan titik api tersebut tesebar hampir merata di seluruh wilayah kabupaten maupun kota se-Provinsi Riau, meliputi Kabupaten Meranti, Indragiri Hilir (Inhi) dan Kampar, masing-masing terdapat satu titik api.

Kemudian di Kabupaten Pelalawan (empat), Siak (sembilan), Rokan Hilir (11) dan sebanyak 14 titik terdeteksi berada di Kota Dumai.

Sementara untuk pertumbuhan titik api terbanyak, menurut hasil deteksi satelit "National Oceanic and Atmospheric Administration" (NOAA)-18 yang dioperasikan Singapura, berada di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah 'hotspot' yakni mencapai 18 titik.

"Pesatnya bertumbuhan titik api di Riau disebabkan berbagai faktor, baik alam maupun akibat perbuatan manusia itu sendiri," kata Warih.

Sebagai contoh, ia menunjuk peristiwa alam yang menyulut terjadinya kebakaran hutan atau lahan demikian Warih, akibat kondisi cuaca terik atau minim hujan.

"Namun kondisi alam ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan tindak-tanduk perbuatan manusia itu sendiri, bukan malah justru menyulut kemunculan titik api dengan melakukan pembakaran saat membuka lahan perkebunan baru," paparnya.

Dari catatan BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru, titik api yang terpantau pada Minggu (12/2) merupakan kemunculan 'hotspot' terbanyak sepanjang Februari 2012.

Sebelumnya, sepanjang Januari 2012, satelit NOAA-18 juga telah mendeteksi sebanyak 375 titik di Provinsi Riau.

Kemunculan titik api pada awal tahun 2012 tersebut, menurut sejumlah analis meteorologi, disebabkan minimnya curah hujan dan suhu udara yang selalu berada di atas 33,0 derajat celsius.