Waskita uji kekuatan jembatan Siak

id waskita uji, kekuatan jembatan siak

Pekanbaru - PT Waskita Karya melakukan uji kekuatan dan penelitian terhadap struktur Jembatan Siak III di Kota Pekanbaru, yang kini menjadi sorotan publik karena mengalami penurunan di gelagarnya.

"Kami melakukan kajian internal diantaranya berupa pengukuran lendutan dan uji kekuatan pada penggantungnya," kata pengawas lapangan proyek Jembatan Siak III dari Waskita Karya, Banterang, ketika dihubungi ANTARA di Pekanbaru, Rabu.

Jembatan Siak III yang bernama lengkap Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah itu kini menjadi perhatian semua pihak akibat kondisi struktur melengkung negatif pada gelagar (chamber bridge) dan tidak sesuai dengan desain jembatan pelengkung pada umumnya.

Menurut Banterang, Waskita analisa dan uji kekuatan dengan menggandeng akademisi dari Universitas Indonesia.

"Diperkirakan kajian selesai pada pertengahan bulan April," katanya.

Ia mengakui bahwa status jembatan berwarna kuning itu masih dalam masa pemeliharaan. Dengan begitu, Waskita selaku pihak kontraktor akan bertanggung jawab terhadap perbaikan yang terjadi pada jembatan itu. Namun, ia mengatakan Waskita baru akan melakukan perbaikan setelah hasil analisa internal diketahui.

"Jembatan Siak III masih dalam masa pemeliharaan dan masih menjadi tanggung jawab dari kontraktor," ujarnya.

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Riau pada Selasa (7/3) lalu mengumumkan hasil analisis terhadap Jembatan Siak III yang menunjukan bahwa lengkungan ke bawah di bangunan yang baru diresmikan itu dalam status berbahaya.

Berdasarkan hasil pengukuran, ditemukan lengkungan negatif sepanjang 54 meter atau nyaris setengah dari bentang jembatan yang mencapai 120 meter. Bagian sebelah kiri jembatan dari titik pangkal mengalami penurunan sebanyak 17 centimeter (cm) dan pada puncak ekstrimnya sampai mencapai 25 centimer.

Sedangkan, kondisi jembatan di bagian kanan juga melengkung ke bawah, yakni dari pangkal turun sebanyak 16 cm hingga titik ekstrimnya 25 centimeter. Menurut dia, struktur Jembatan Siak III yang sesuai desainnya masuk dalam tipe pelengkung dengan penggantung (suspention arch), seharusnya memiliki lengkungan ke atas hingga 40 cm di bagian tengah.

"Jadi kondisi struktur jembatan pada kedua sisinya berbeda, baling atau muntir hingga 1 sampai 7 centimeter," kata Sekretaris Umum LPJK Riau, Sugeng Wiyono.

Menurut dia, tak ada cara lain untuk membenahi "cacat" jembatan itu selain menutup akses lalu lintas dan melalukan perombakan sehingga bagian tengah bangunan dilengkungkan ke atas sesuai dengan desainnya.

Status jembatan senilai Rp136 miliar itu masih dalam pemeliharaan yang menjadi tanggungan dari pihak kontraktor.

Jembatan itu baru melalui serah terima pertama dari kontraktor ke Dinas PU Provinsi Riau pada saat diresmikan pada 3 Desember 2011, namun masih ada waktu enam bulan sebelum "final hand over". Dengan begitu, seluruh biaya perbaikan merupakan tanggung jawab dari kontraktor dan tidak dibebankan kepada negara.