Mengenang Kesederhanaan Wamen ESDM di-Pekanbaru

id mengenang kesederhanaan, wamen esdm di-pekanbaru

Mengenang Kesederhanaan Wamen ESDM di-Pekanbaru

Sabtu pagi di tanggal 14 April 2012, suasana di Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru tampak mendung berkabut disertai hujan rintik-rintik. Namun ribuan mahasiswa di Universitas Islam Riau (UIR), Jalan Khairudin Nasution, tetap tampak ceria di acara Pameran Migas bertemakan "Annual Petroleum Engineering Expo 2012".

Disela kesibukan itu, puluhan penari tradisional lengkap mengenakan kebaya khas provinsi kaya minyak bersiap melenturkan gemulai tubuhnya menyambut kedatangan seseorang pejabat Negara.

Disaat bersamaan, dari arah timur mengarah ke gedung Fakultas Teknik UIR, muncul serombongan mobil mewah yang dikawal cukup ketat aparat kepolisian berpakaia seragam.

Mobil-mobil berkelas itu berhenti tepat di depan kerumunan ribuan mahasiswa dan mahasiswi yang telah lama menanti sesosok pria sederhana yang berada pada mobil barisan paling depan. Pria itu mengenakan batik biru muda bergaris merah dan celana 'goyang' hitam. Berjalan santai, melenggang menuju ke lokasi pameran, sebuah hajatan tahunan tentang energi alternatif terbaharukan.

Meski hujan rintik dan langit berselimut mendung kala itu, pria berambut gondrong ini tetap saja tampak ceria, mencoba memberikan senyum sederhanya keseluruh mahasiswa dan mahasiswi yang antre menyalami.

Sesekali, beliau juga tampak menggelengkan kepalanya. Bukan sebuah ekspresi, gerakan aneh itu merupakan ciri khas seorang Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Prof. Widjajono Partowidagdo, Ph.D untuk menghindari rambunya yang menjuntai di wajah agar tak menutupi mata.

Didampingi puluhan pejabat termasuk Rektor UIR Prof. Dr. H. Detri Karya SE.MP, Wamen yang sederhana ini mengelilingi kompleks pameran untuk melihat-lihat wujud pertunjukan yang terpajang disetiap stan.

Ia berjalan sambil berbincang, namun tidak lupa mendokumentasikan berbagai bentuk wujud pameran itu dengan sebuah kamera poket merk Nikon.

Kala itu, ada dua orang pewarta ANTARA yang mencoba mengabadikan kedatangan Wamen di acara "Annual Petroleum Engineering Expo 2012".

Usai berkeliling di acara pameran tentang minyak dan gas itu, Wamen kemudian berkuliah umum di dalam gedung Auditorium Fakultas Hukum pada kompleks universitas yang sama. Ia berceramah tentang pentingnya pengehamatan bahan bakar minyak (BBM) dan menggali sumber energi terbaharukan.

Banyak pesan yang disampaikan Wamen kala itu. Termasuk berkisah tentang program-program yang siap di sukseskannya untuk mempertahankan keutuhan sumber energi dalam upaya mensejahterakan masyarakat dan memakmurkan bangsa ini.

Pesan Wamen

Salah satu pesan yang tercurahkan oleh Wamen ESDM Prof. Dr Widjajono Partowidagdo adalah tentang pembatansan BBM. Kedepan dikatakan, akan ada upaya pembatasan BBM. Dimana mobil-mobil mewah milik orang kaya diwajibkan mengkonsumsi bahan bakar jenis pertamax.

"Salah satu upaya pembatasan penggunaan BBM bersubsidi ialah jika tidak ada lagi mobil orang kaya yang menggunakan bensin atau premium, " katanya dalam wawancara bersama ANTARA.

Klasifikasi mobil milik orang kaya menurut dia, dapat dilihat dari jenis dan harganya, sehingga tidak bisa lagi ada "pengaburan" terkait rencana pembatasan BBM bersubsidi nantinya.

Upaya pembatasan BBM bersubsidi itu kata dia, juga nantinya akan dituangkan dalam aturan pemerintah dan akan segera turun pada akhir April 2012 namun baru berlaku efektif pada Mei 2012 mendatang.

Nantinya, demikian Wamen, salah satu opsi yang dipergunakan pemerintah dalam upaya pembatasan BBM tersebut yakni dengan pengaturan batasan besaran mesin kendaraan (cc).

"Mobil yang memiliki besaran mesin di atas 1.300 cc akan kena larangan pengisian BBM bersubsidi, baik solar maupun premium," katanya.

Namun hal-hal yang menyangkut itu semua, kata Wamen, masih dalam tahap perundingan di kalangan pemerintah pusat dan akan segera diputuskan secepatnya demi penghematan BBM.

Rencana pembatasan pemakaian premium untuk mobil mewah milik pribadi yang rancananya diberlakukan itu kata Wamen, adalah untuk menjaga kuota BBM bersubsidi sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2012 sebesar 40 juta kiloliter.

Pelaksanaa pembatasan BBM bersubsidi itu katanya, akan dimulai di beberapa wilayah di Pulau Jawa dan Bali yang memang sudah mendukung infrastrukturnya.

Menurut Widjajono, harga BBM subsidi yang saat ini masih Rp4.500 per liter atau diturunkan dari Rp6.000 per liternya pada tahun 2009 lalu, membuat masyarakat berkeinginan untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi ketimbang kendaraan umum.

"Dengan demikian, orang saat ini tidak lagi ada upaya menghemat energi melainkan bagaimana caranya menghemat uang demi berbagai kepentingan," katanya.

Ditanya mengenai banyaknya kalangan yang menolak rencana penaikan harga BBM, menurut Wamen hal tersebut sebenarnya pemaksaan kehendak.

Kalau seseorang menyikapi kenaikan harga BBM dengan arif, demikian Wamen, maka pengeluarannya justru akan berkurang.

"Kalau di hari kerja masyarakat menggunakan transportasi umum dan hanya menggunakan mobil pribadi di akhir pekan atau hanya untuk silaturahmi saja, hal ini tentu menjadi sebuah upaya penghematan yang luar biasa," demikian Wamen.

Masukan Wamen itu kemudian disambut baik oleh sejumlah kalangan pejabat di "Negeri Kaya Minyak". Salah satunya Rektor UIR Detri Karya yang menganggap masukan tersebut merupakan rencana program yang cemerlang.

Namun belum lagi terlaksanakan, Wakil Menteri ESDM yang terkenal bijak namun sederhana ini telah lebih dulu meninggalkan dunia. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di puncak Gunung Tambora, (tepatnya di ketinggi 2.850 meter diatas permukaan laut) di Pulau Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (21/4) sore.

Kepergian dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) itu kian mengejutkan khlayak, mengingat tidak banyak yang tahu bahwa mendaki gunung adalah kegemaran pria kelahiran Magelang 16 September 1951 silam itu.

Prof. Widjajono Partowidagdo, Ph.D adalah Guru Besar dalam bidang Ekonomi dan Pengelolaan Lapangan Migas pada Fakultas Teknologi Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB.

Ia mengampu Manajemen dan Analisis Ekonomi Proyek Migas dan Pengelolaan Energi, Sumber Daya Mineral, dan Lingkungan di Program Studi Teknik Perminyakan ITB.

Sejak akhir tahun 2011, pria yang selalu tampil sederhana dan gondrong itu telah ditunjuk oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk duduk di kursi kabinet sebagai Wakil Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).

Namun belum genap setahun beliau menjabat sebagai Wamen ESDM, pria yang meraih gelar sarjana teknik dari Program Studi Teknik Perminyakan ITB pada 1975 yang juga merupakan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ini telah pulang menghadap Sang Maha Kuasa.

Kesederhaan berbalut pemikiran mu yang cemerlang untuk negeri ini akan tetap selalu dikenang. Selamat jalan Wamen ESDM. Semoga amal ibadah mu diterima disisi yang Maha Kuasa.