Mengerikan...Kapospol Bibacok Hingga Otak Terpisah-Dari-Kepala

id mengerikankapospol bibacok, hingga otak terpisah-dari-kepala

Mengerikan...Kapospol Bibacok Hingga Otak Terpisah-Dari-Kepala

Pekanbaru, (AntaraRiau-News) - Hasil visum yang dilakukan tim Kepolisian Resor Kabupaten Rokan Hilir, Riau, menemukan jasad Kepala Polisi Pos (Kapolpos) Aiptu Girsang, korban pembunuhan, mengalami luka bacok hingga organ otak terpisah dari sarang kepalanya.

"Hal itu yang kemudian menyebabkan Aiptu Girsang meninggal dunia di tempat kejadian," demikian keterangan resmi Kepala Polisi Resor (Kapolres) Rokan Hilir AKBP Auliansyah Lubis lewat sambungan telepon kepada ANTARA Pekanbaru, Kamis.

Selain mengalami luka bacok di kepala bagian belakang hingga seluruh organ otak terpisah dari tempurung kepala, korban Aiptu Girsang juga mengalami luka sabetan dibagian tubuh lainnya.

"Jumlah luka sabetan senjata tajam itu jika dihitung-hitung ada lebih 15 titik yang tersebar di seluruh bagian tubuh korban," katanya.

Diperkirakan, saat insiden itu berlangsung, demikian Kapolres, korban sempat melakukan perlawanan dan menangkis sabetan senjata tajam yang dilakukan oleh pelaku Chandra (16).

Hal itu kata dia, dibuktikan dengan banyaknya luka sayat di kedua lengan korban, bahkan beberapa diantaranya menyebabkan tulang lengan Aiptu Girsang nyaris putus.

"Kalau dihitung, jumlah luka sabetan di bagian lengan saja itu ada sebanyak delapan titik. Belum lagi dibagian dada korban, kaki, perut dan dibagian kepala hingga isi otaknya keluar," katanya.

Kapolres mengatakan, pada peristiwa na'as itu, korban memang tidak sempat dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya tewas di tempat.

Aiptu Girsang langsung dibawa ke rumah keluarganya yang berjarak tidak jauh dari lokasi kejadian dan sempat dilakukan visum sesaat.

Sebelumnya berbagai sumber masyarakat dan pihak kepolisian setempat menyebutkan, Aiptu Girsang ditemukan mengalami luka parah di bagian kepala dan lengan yang dilakukan secara membabibuta oleh pelaku bernama Chandra (16).

"Kejadian ini sebenarnya berlangsung pada Rabu (2/5) dini hari," kata Penghulu (setingkat Lurah) Pondok Kresek, Tariono.

Menurut dia, peristiwa pembacokan terhadap seorang anggota polisi itu sempat menghebohkan masyarakat di satu penghuluan, bahkan hingga satu kecamatan.

Tariono mengatakan, perbuatan nekad Chandra diduga berawal dari ketersinggungannya karena ditegur Aiptu Girsang ketika pelaku tengah mabuk menghirup lem. Sampai akhirnya Chandra dendam dan balik mendatangi Girsang sekaligus membacoknya.

Namun tidak lama setelah kejadian itu, Chandra yang kabur akhirnya berhasil ditangkap. Diduga akibat melawan, anggota polisi yang memburunya akhirnya melepaskan tembakan hingga akhirnya pelaku pun turut tewas bersimbah darah.