Pekanbaru, (antarariau) - Anggota Komisi A DPRD Riau, Riky Ardiansyah, mengatakan progres pembangunan sarana olahraga Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Provinsi Riau sangat mengkhawatirkan dan harus menjadi perhatian serius karena masa persiapan tinggal menyisakan sekitar tiga bulan.
"Masih ada pembangunan sarana olahraga PON yang belum maksimal, padahal pada bulan Agustus semuanya harus sudah siap pakai dan diuji coba," kata Riky kepada ANTARA di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan, salah satu sarana yang menjadi perhatian adalah proyek lapangan tembak di daerah Rumbai, Pekanbaru. Hingga kini progres pembangunan baru sekitar 50 persen dan terkendala pembangunannya karena proses pencairan dana.
"Mencari alternatif tempat lain untuk penyelenggaraan cabang olahraga menembak di Pekanbaru sangat tidak mungkin, mau dipindahkan kemana. Lalu yang sudah dibangun mau diapakan nanti kalau akhirnya penyelenggaraan menembak dipindahkan," ujarnya.
Proyek sarana olahraga PON lainnya yang menimbulkan kekhawatiran juga banyak berada di daerah penyelenggara di luar Kota Pekanbaru. Riky menyebutkan sejumlah proyek pembangunan yang berjalan lambat juga terjadi di Kabupaten Rokan Hulu untuk cabang olahraga paralayang, Kabupaten Indragiri Hilir untuk penyelenggaraan futsal, dan Kabupaten Siak untuk cabang olahraga sepeda.
"Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah dan panitia penyelenggara," katanya.
Menurut dia, ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut seperti yang bisa dilakukan untuk cabang olahraga bilyar dan boling. Dua cabang olahraga yang akan diselenggarakan di Pekanbaru itu akan dicarikan tempat alternatif yang sudah siap, mengingat pembangunan sarana olahraga di komplek Purna MTQ Pekanbaru masih menjadi perdebatan antara Pemprov Riau dan DPRD Riau.
Selain itu, ia juga berpendapat ada baiknya pemerintah daerah mempertimbangkan untuk mengundur jadwal PON XVIII dari bulan September.
"Menurut saya daripada kita memaksakan penyelenggaraan PON namun sarana belum siap, lebih baik kita minta pengunduran selama dua bulan menjadi bulan November," kata Riky.
Sebelumnya, Gubernur Riau HM Rusli Zainal mengatakan wacana pengunduran jadwal PON XVIII/2012 masih dalam pembahasan sambil melihat sejauh mana kinerja panitia melakukan persiapan dalam tiga bulan ke depan.
"Kita lihat kalau memang kita tak sanggup, maka bisa saja PON diundur," kata Rusli Zainal usai pertemuan dengan tim KONI Pusat dan Kementerian Koordinator Kesra (Menkokesra) di Pekanbaru, Senin lalu (28/5).
PON XVIII di Riau akan diselenggarakan mulai 9 hingga 20 September 2012. Meski begitu, kemungkinan besar akan ada cabang olahraga yang mulai lebih dulu sebelum pembukaan, seperti babak penyisihan sepak bola.
Ada 10 daerah di Riau yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan cabang olahraga meliputi Kota Pekanbaru, Dumai, Kabupaten Pelalawan, Kampar, Kuantan Singingi, Bengkalis, Siak, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Rokan Hulu.
Berdasarkan data Panitia Besar PON XVIII Riau, tidak kurang 10.455 orang terdiri dari atlet, pelatih dan ofisial bakal terlibat dalam even olahraga empat tahunan itu.
Berita Lainnya
Menhub Budi Karya sebut progres pembangunan Bandara Singkawang capai 95 persen
29 January 2024 13:36 WIB
PUPR: Progres pembangunan gedung kemenko di IKN Nusantara lebih dari 20 persen
02 October 2023 15:45 WIB
Dprd pertanyakan progres proyek pembangunan Inhil tahun 2022
28 June 2022 15:46 WIB
Presiden Jokowi tinjau progres pembangunan Bendungan Sepaku Semoi
22 June 2022 17:03 WIB
Pembagunan Quran Center Riau lamban, legislator ingatkan selesai tahun ini
12 January 2022 20:24 WIB
Progres pembangunan satelit SATRIA-1 sudah 33 persen
18 August 2021 14:46 WIB
Progres pembangunan rumah sakit darurat COVID-19 di Inhil capai 35 persen
21 April 2020 12:23 WIB
Progres Pembangunan Tanggul Kebun Masyarakat Di Inhil Hanya Capai 30 Persen
03 November 2018 19:40 WIB