Arema Dumai Syukuran Sambut Indra Azwan

id arema dumai, syukuran sambut, indra azwan

Arema Dumai Syukuran Sambut Indra Azwan

Dumai, (antarariau) - Warga Komunitas Arema Kota Dumai, Provinsi Riau, akan menggelar syukuran dan penggalangan dana untuk menyambut kedatangan Indra Azwan, pejalan kaki dan pencari keadilan dari Malang, Jawa Timur.

Sekretaris Paguyuban Malang Kota Dumai (PMKD) Ari Solekan kepada ANTARA, Sabtu mengatakan, selama berada di Dumai, warga Arema akan bersilaturahim dan memberikan dukungan moral kepada Indra dan Puji Kristanto.

Indra Azwan yang sudah berjalan kaki selama 105 hari, tiba di Kota Dumai pada Jumat (15/6) malam dan disambut oleh warga Arema pada Sabtu pagi di Objek Wisata Danau Buatan Bunga Tujuh.

Menurut Ali, sambutan dan dukungan kepada Indra ini sebagai bentuk kepedulian kepada sesama saudara asal Malang, kampung halaman Arema serta turut mendoakan agar tujuan dan cita-cita Indra mencari keadilan di Mekah dapat dikabulkan dan tercapai.

"Kami akan berkumpul dan sepakat melakukan penggalangan dana untuk dapat dipergunakan Indra selama di perjalanan menuju Mekkah," kata Ali.

Ia menyebutkan, pada Selasa depan, Indra dan Puji akan meninggalkan Indonesia bertolak ke Malaysia dari Terminal Penumpang Pelabuhan Kota Dumai menggunakan alat transportasi laut.

Namun Senin sehari sebelumnya, Indra akan melakukan pengurusan pembuatan paspor untuk kelengkapan dokumen perjalanan di Kantor Imigrasi Dumai. Warga Arema sebisanya akan membantu sekuat tenaga apa yang sudah menjadi tekad seorang ayah empat anak yang kecewa dengan keadilan di Indonesia.

Indra Azwan saat ditemui ANTARA, mengaku sudah berjalan kaki selama 105 hari dan menyinggahi 9 provinsi di Indonesia. Di antaranya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Jambi dan Riau.

Rute perjalanan kaki Indra usai meninggalkan Indonesia akan menempuh berbagai negara, yaitu Malaysia, Thailand, Myanmar, India, Pakistan, Iran, Kuwait, Riyadh dan berakhir di Mekah.

Kepergian Indra meninggalkan kampung halaman hanya untuk mencari keadilan di Kota Mekah sebagai jalan terakhir setelah keadilan di Indonesia ternyata tak ditemukan juga. Ia akan memanjatkan doa di Tanah Suci umat Islam tersebut agar keadilan itu bisa diraihnya.

Indra berjalan kaki dengan melilitkan spanduk di tubuhnya karena tidak menemukan rasa adil ketika seorang perwira kepolisian menabrak mati anaknya yang bernama Rifki Andika (12) pada 1993. Kasus tabrak lari yang melibatkan polisi itu hingga kini belum diproses secara hukum.