AFC: Ditahan Singapura, Australia Tuding Rumput Bergelombang Penyebabnya

id afc ditahan, singapura australia, tuding rumput, bergelombang penyebabnya

Pekanbaru, (antarariau) - Laga seri tanpa gol yang mempertemukan Australia dengan Singapura diklaim sebagai kesalahan rumput di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Riau, yang bergelombang.

"Kami jadi tidak bisa bermain maksimal dan tanpa gol melawan Singapura akibat rumput yang bergelombang," kata Pelatih Timnas Australia Paul Okon di Pekanbaru, Rabu.

Tatanan rumput yang bergelombang menurut Paul membuat umpan-umpan datar yang dilepaskan pasukan "Negeri Kanguru" tidak tepat dan kerap menyasar ke para pemain lawan.

Kalau dari kondisi pemain, demikian Paul, secara keseluruhan telah fit dan siap bertanding.

"Hanya saja kondisi stadion yang kurang baik. Pemain jadi tidak nyaman dan harus rela sering kehilangan bola," katanya.

Hujan Kartu

Pertandingan lanjutan babak kualifikasi Piala Asia (AFC) U-22 antara Australia melawan Singapura di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Riau, Selasa (10/7) sore, diwarnai "hujan" kartu.

Sejak peluit pertama oleh wasit Salah Mohamed (Bahrain) dibunyikan bertanda dimulainya pertandingan babak pertama, Australia langsung tampil menekan.

Namun soulidnya pertahanan Singapura membuat serangan yang dibangun anak asuh Pelatih Paul Okon selalu mental dan tanpa gol.

Tidak tenggelam dalam tekanan, pasukan Singapura yang dilatih Mike Wong Mun Heng berinisiatif melakukan serangan balik dengan mengandalkan satu penyerang, Ahmad (46).

Alhasil, terjadi pertempuran sengit dibarisan tengah lapangan pertandingan. Saling berebut bola terus terjadi hingga berbagai pelanggaran tak terelakkan.

Dipertengahan babak pertama, seorang pemain Australia bernomor punggung 5, Brown, harus menerima peringatan keras dari wasit Salah Mohamed hingga dihadiahi kartu kuning akibat membegal kaki seorang pemain tengah Singapura.

Peringatan keras wasit tersebut tidak lantas meredam permainan keras pasukan Paul Okon yang pada akhirnya berbuah kartu merah untuk sang kapten, Antonis (10).

Antonis dipaksa keluar lapangan setelah melakukan pelanggaran keras terhadap seorang pemain tengah Singapura.

Hingga babak pertama berakhir, pertandingan masih imbang tanpa gol.

Memasuki babak kedua, seusai peluit bertanda dimulainya pertandingan oleh wasit Salah Mohamed dibunyikan, Australia yang bermain dengan hanya sepuluh pemain tampak tidak begitu mengendurkan serangan.

Untuk memperkuat serangan, Pelatih Paul Okon tetap menempatkan dua penyerang, yakni Makarounas (11) dan Proia (14). Alhasil, tekanan masih terus dilakukan Timnas Australia secara bertubi. Namun gol belum kunjung tercipta.

Dipertengahan babak kedua, giliran pemain belakang Singapura, Ali (5) yang mendapatkan hadiah kartu kuning setelah dianggap membuang-buang waktu saat melempar bola ke dalam lapangan.

Tidak lama kemudian, menyusul satu lagi penyerang Australia, Proia (14) yang mendapat ganjaran kartu kuning setelah menjatuhkan pemain belakang Singapura.

Permainan saling serang terus terjadi antara kedua tim. Singapura yang ngotot untuk mengambil kesempatan gol setelah unggul jumlah pemain, justru mendapat serangan balik berbahaya.

Untuk penyelamatan gawang, pemain tengah Singapura berinisiatif membantu pertahanan. Namun pelanggaran tidak terelakkan. Seorang pemain tengah asuhan Pelatih Mike Wong bernomor punggung 20, Farhan, yang masuk dibabak kedua menggantikan Basil (23) harus rela mendapat hadiah kartu merah.

Farhan dipaksa keluar lapangan pertandingan setelah melakukan pelanggaran keras terhadap pemain tengah Australia bernomor punggung 42, Benjamin Garuccio.

Permainan ngotot kedua tim terjadi hingga dipenghujung babak kedua. Namun dipenutup pertandingan, kembali wasit mengeluarkan kartu kuning untuk pemain Australia, Benjamin Garuccio (42) setelah menjatuhkan seorang pemain tengah Singapura.

Hingga wasit Salah Mohamed meniup peluit terakhir bertanda usainya pertandingan, kedua tim harus puas bermain imbang tanpa gol dan hanya berbuah "hujan" kartu.