Cerita Lucu: Wartawan "Versus" Skurity Bank Indonesia

id cerita lucu, wartawan versus, skurity bank indonesia

Cerita Lucu: Wartawan "Versus" Skurity Bank Indonesia

Pekanbaru (antarariau) - Ada-ada saja, kata ini persisnya untuk kisah lucu kali ini yang berjudul Wartawan "versus" Skurity Bank Indonesia (BI) Wilayah Kerja Pekanbaru.

Suatu sore pada Rabu, 25 Juli 2012, dua wartawan meluncur masuk ke halaman gedung BI yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman. Tidak ada tujuan lain selain mengemban amanah tugas kenegaraan.

Dengan mengendarai masing-masing satu sepeda motor "antik", dua kuli tinta ini menyelonong saja masuk ke halaman gedung yang luas itu.

Ya, meski tanpa sadar, empat orang petugas keamanan perusahaan milik negara itu sudah berteriak hingga otot-otot leher merka membengkak "bak" nadi Hulk yang tengah marah besar.

"Hei... kalian kesini dulu. Seenaknya saja main nyelonong-nyelonong. Emang ini kantor siapa," kata seorang sckurity diantara empat yang mendatangi dua wartawan malang itu. Ia juga menjelaskan bahwa perusahaan tempatnya bekerja harus steril dari berbagai macai ancaman.

Pertanyaannya, apakah kedatangan wartawan sebuah ancaman bagi setiap perusahaan...?

Empat skurity ini bahkan secara bergiliran menasehati sang jurnalis itu dengan nada yang tinggi. Seorang diantaranya menyatakan pernyataan memerintah, sementara beberapa lainnya mencoba untuk terus menasehati bagaimana menjadi tamu yang baik dan sopan.

Pertengkaran hebat itu berlangsung hingga melampaui waktu 15 menit. Seakan penat menahan bentakan-bentakan sejumlah petugas keamanan itu, seorang pewarta itu kemudian balik memarahi empat skurity itu dengan nada yang tak kalah tinggi.

Pria dengan ukuran tubuhn bahkan hanya seperempat dari tubuh seorang diantara empat skurity yang memiliki postur atletis itu seakan kemasukan "setan".

Kemarahannya apakah karena sedang menahan lapar karena memang menjalankan ibadah puasa, atau memang penguasaan emosi yang tak lagi mampu di kendalikan.

Pernyataan menantang bahkan sempat terucap dari pria kurus ini. "Entah apa kata anda-anda semua ini. Yang satu membentak memanggil, menasehati. Eh, yang satu malam menyuruh memindahi motor. Sekarang apa mau kalain, saya ini wartawan," katanya dengan gagahnya.

Pernyataan seorang wartawan itu kemudian disusul dengan pernyataan seorang temannya yang juga seorang wartawan. "Memangnya anda manggil, kami dengar ?. Setidaknya, anda sopan sedikit, jadi teman saya ini tidak begitu marah".

Mendengar amukan yang berbalik, empat scurity tersebut kemudian menciutkan nyalinya. Berlahan nada keras dari keempat pria tegap ini berubah menjadi sebuah pernyataan bernada lembut untuk menyarankan. Bukan lagi memerintah.

Tidak lama kemudian, seorang petugas keamanan keluar dari gedung megah itu. Dia kewmudian berusaha menenangkan pertikaian wartawan "versus" skurity yang kian "meledak".

Sang jurnalis itu pun dirangkul untuk masuk menuju gedung terebut. Petugas satu ini melayaninya dengan baik hingga bertemu dengan seseorang yang dituju untuk mewawancarainya sesuai dengan perintah atasan.

Sebuah pelajaran bagi anda, untuk tidak bergagah-gagahan saat orang lain tengah berpuasa. Terlebih membesarkan sebuah persoalan yang kecil.

Hemmm... sudahlah menahan lapar, haus, eh... malah kena semprot skurity. Nasip... oh nasip... jadi wartawan, mengemban amanah negara, memang harus tegar. kwkwkwkwkw