Sawit Kian Desak Arwana Di Rohul

id sawit kian, desak arwana, di rohul

Sawit Kian Desak Arwana Di Rohul

Pekanbaru, (antarariau) - Habitat ikan arwana (scleropages formosus) di areal konversi penangkaran alami di hutan produksi terbatas di Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, terganggu akibat beralihnya fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit.

"Kondisinya sangat memprihatinkan, habitat arwana terancam punah karena kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) itu sudah rusak oleh perambah," kata Junaidi (39) penduduk Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu, yang dihubungi dari Pekanbaru, Senin.

Menurut dia, padahal HPT itu harus tetap terjaga dan tidak boleh dirusak, apalagi ada pelestarian ikan arwana di areal itu.

Padahal, kata dia, bagi perusak hutan di lahan tersebut dapat dikenakan sanksi berat karena telah ada aturannya.

Namun, masalah perusakan hutan tersebut sudah disampaikan ke aparat terkait di Rokan Hulu dan petugas berwenang di lingkup Pemerintah Provinsi Riau, tapi tidak ditanggapi.

Bahkan kerusakan hutan dan mengganggu habitat arwana sudah mencapai 200 hektar hingga 250 hektar dari 3.700 hektar lahan HPT.

Sedangkan informasi serupa juga disampaikan Asnan (40) penduduk Desa Simpang Harapan, Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu, yang diminta komentarnya ketika berada di Pekanbaru dalam suatu keperluan tertentu.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Pemkab Rokan Hulu, Marjoko ditempat terpisah membenarkan bahwa habitat arwana di kawasan HPT Kecamatan Tambusai Utara itu terganggu.

Marjoko mengatakan, dalam laporan yang diterima, ada sekitar 200 hektar HPT di Tambusai Utara sudah dialihgungsikan.

Menurut dia, bahwa alihfungsi kawasan itu dilakukan oleh oknum tertentu dengan cara menanam kelapa sawit secara luas.

Padahal, kata dia, kawasan tersebut tidak boleh digarap atau dialihfungsikan karena dilindungi oleh undang-undang termasuk ikan arwana.

Dia mengatakan ikan arwana apalagi berwarna merah yang berada di penangkaran itu merupakan termahal kedua di dunia setelah nomor satu yang berada di Kalimantan.

Walau begitu, pihaknya sudah memberikan laporan tentang kondisi tersebut kepada Bupati Rokan Hulu, Ahmad untuk diambil tindakan.