Perang Ngorok plus Kentut Para Pengendara

id perang ngorok plus kentut para pengendara

Perang Ngorok plus Kentut Para Pengendara

"Ngok..ngok....ngok," bukan suara kodok. "Nyitt..nyitt..kreekk..hing...krekk," juga bukan suara burung. "Serr..hemm...serr...akhh..," itu pun bukan suara ular melelet.

Ragam suara itu adalah ngorok para pengendara yang tengah terlelap di sebuah rumah ibadah sejenis Mushalla yang berada di lingkup Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Baso, Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Senin (27/8) dini hari.

"Ngok..ngok....ngok," suara ngorok pria tegap yang begitu lelapnya tertidur, selonjor diatas sejadah pada Mushalla kecil itu.

Sementara "Nyitt..nyitt..kreekk.. hing...krekk," ngorok seorang pria kurus yang terbaring pulas disampingnya.

Ngorok mirip suara ragam binatang unik itu bergema secara teratur, saling bersambut nada hingga berirama seperti alunan musik klasik sedikit mengusik.

Ragam suara kengorokan itu terus bermunculan seiring bertambahnya jumlah pengendara yang beristirahat di rumah ibadah umat Islam itu.

Satu lagi nada ngorok yang cukup unik keluar dari desahan seorang wanita yang terpulas nyenyak di sudut ruangan itu, "Serr..hemm... serr...akhh..". Menambah warna-warni indah pada dini hari tepat hari ke delapan Lebaran Idul Fitri 1433 Hijriyah.

Jam dinding yang terpajang di Mushalla itu menunjukkan pukul 02.15 WIB, para pengendara itu tetap tersusun rapi, selonjor berbagi ruang untuk melepaskan penat setelah melalui perjalanan panjang menuju daerah tujuan usai mudik pada Lebaran tahun ini.

Suara Kentut

"Tutt...tutt...breett," hemm, suara kentut pun ikut-ikutan meramaikan kepenatan para pengendara itu.

Suasana hujan rintik-rintik pada dini hari itu, menambah kelelapan yang begitu dalam bagi para pengendara.

Tubuh-tubuh itu mulai menggulung usai disapa angin yang turut berhembus cukup kencang, masuk ke ruang Mushalla itu lewat celah-celah pintu dan jendela yang memang terbuka lebar hingga mendinginkan ruang udara di sekitarnya.

"Oweekk... Oweekk," tangisan bayi yang kedinginan sempat membuat beberapa pengendara itu terjaga, namun tak sedikit dari mereka yang tetap saja terpulas nyenyak.

Sungguh kepenatan yang luar biasa dialami para pengendara ini. Bahkan, beberapa pengendara sepeda motor yang turut beristirahat di ruang Mushalla itu ada yang sengaja membawa tidur alat pelindung kepala atau helmnya yang masih menempel di kepala.

Entah lupa melepasnya karena sankin penatnya usai menempuh perjalanan panjang, atau justru takut kehilangannya mengingat akhir-akhir ini memang banyak kasus pencurian helm yang kebanyakan korbannya adalah para pemudik Lebaran.

Bergegas Pergi

Waktu pun menunjukkan pukul 04.38 WIB. Beberapa saat lagi rumah ibadah itu akan difungsikan untuk menunaikan ibadah Shalat Subuh.

Sebagian besar kalangan penanggung penat luar biasa itu bergegas saling membangunkan satu sama lainnya untuk meninggalkan ruangan suci itu.

Beberapa diantaranya ada yang langsung pergi kembali berkendara mengarungi daratan guna menuju daerah tujuan yang kebanyakan yakni "Provinsi Kaya Minyak", Riau.

Namun beberapa lainnya memilih untuk tetap terpulas nyenyak di atas sejadah yang terbentang di dalam ruang sempit itu.

Bayangkan saja, seorang diantara para pengendara itu, terpulas di bentangan sejadah khusus imam shalat yang berada tepat di samping mimbar.

Pria ini menyelonjorkan tubuhnya yang kekar dengan berselimutkan kain tebal, dari ujung kaki hingga ujung rambut. Dia tak lagi sadar, kalau sebentar lagi imam shalat subuh akan mulai menginjakkan kaki di sejadah yang berada paling depan itu.

Lalu ada juga, pengendara yang terbaring di sudut ruang Mushalla itu juga dengan menutupi sekujur tubuhnya dengan kain selimut bercorak batik bunga-bunga.

Kemudian ada juga yang bertindak cuek terhadap bayinya yang tengah merengek, "oweekk... Oweekk".

Tetap Cuek

Beberapa jemaah Mushalla itu berlahan melakukan shalat sunah sebelum menunaikan shalat subuh yang wajib.

Masih lagi menguap, "huahh..." Namun tetap semangat menjalankan ibadah di ruang Mushalla yang sempit penuh sesak para pengendara yang melepas penat.

"Suasana seperti ini sangat jarang terjadi. Palingan hanya sekali setahun," kata seorang jemaah Mushalla itu usai menunaikan shalat sunahnya.

Pria ini mengaku bernama Ali Abran, pekerja atau karyawan SPBU yang buka 24 jam penuh guna melayani para pengendara yang hendak mengisi bahan bakar.

"Kami tidak merasa terganggu karena kami mengerti dengan kondisi mereka (para pengendara)," katanya.

Azan subuh pun berkumandang, "Allahu... Akbar... Allahu... Akbar. Allahu...Akbar...Allahu...Akbar".

Sontak pria yang terpulas di atas sejadah imam itu terkejut dan sigap berdiri kemudian berlari ke luar Mushalla itu.

Begitu juga dengan sejumlah pengendara lainnya dalam ruang sempit itu. Yang tadinya begitu pulas, nyenyak dalam mimpi kepenatannya, berangsur ke luar ruangan dan bergegas menuju tempat basuh dan berwuduh untuk kemudian melaksanakan shalat subuh secara berjemaah.

***3***

(T.KR-FZR)