Harga daging sapi di Pekanbaru tembus Rp100 ribu

id harga daging sapi di pekanbaru tembus rp100 ribu

Harga daging sapi di Pekanbaru tembus Rp100 ribu

Pekanbaru (antarariau) - Harga daging eceran di Pekanbaru, Riau, terus mengalami kenaikan yang signifikan bahkan hingga menembus harga Rp100.000 atau naik sekitar 40 persen dibandingkan harga normal yang hanya Rp60.000 per kilogram.

Para pedagang pengecer daging sapi di pasar-pasar tradisional kota itu, Senin, mengakui kenaikan harga daging mencapai puncaknya sejak beberapa hari lalu.

"Penyebabnya, apalagi kalau bukan karena stok yang terbatas. Kabarnya juga pasokan sapi dari luar daerah terganggu," kata Rino, pedagang sapi yang membuka lapak di Pasat Pusat, Pekanbaru.

Ia mengungkapkan, maksimal harga daging sapi segar saat ini bahkan mencapai Rp100.000per kilogram.

Kendati demikian, Rino mengaku masih memiliki sedikit stok yang sebagian masih dijual dengan harga lebih murah.

"Ada sebagian daging sisa kemarin saya jual dengan harga yang masih murah, per kilogramnya hanya Rp75 ribu. Tapi untuk daging segar, harganya sama, Rp100 ribuan per kilo," kata dia.

Pedagang daging sapi lainnya pada pasar yang sama mengharapkan distribusi sapi ke wilayah Riau dapat lancar kembali.

"Kalau sempat tidak, bisa-bisa harga daging akan semakin mahal. Kami mengharapkan pemerintah cepat bertindak agar harga daging kembali normal," katanya.

Warga pembeli juga mengeluhkan kenaikan harga daging yang begitu signifikan itu. Kalangan ini berharap ada solusi yang cepat dari pemerintah untuk menormalisasi harga daging di pasaran.

"Kalau seperti ini terus, lebih baik tidak makan daging. Daripada keuangan 'bolong' ?," kata Nilawati, warga yang tengah berbelanja di Pasar Pusat Pekanbaru.

Terkait kelangkaan daging sapi itu, pihak Dinas Peternakan Pemerintah Provinsi Riau mengaku belum mendapat informasi yang valid.

"Sejauh ini kami belum mendapatkan informasi yang valid terkait kelangkaan atau naiknya harga daging sapi di Pekanbaru," kata Kepala Dinas Peternakan Riau, Patrianov.

Kalaupun terjadi, tambahnya, hal itu lebih disebabkan tersendaknya jalur distribusi dari wilayah-wilayah penghasil sapi.

"Untuk mengatasinya, sepertinya Riau belum membutuhkan impor sapi dari negara manapun mengingat masih banyak peternak sapi di dalam negeri," katanya. ***2***