Satu Warga Kuok Jadi Korban DBD

id satu warga, kuok jadi, korban dbd

Satu Warga Kuok Jadi Korban DBD

Kuok, (antarariau.com) - Penyakit demam berdarah dengue telah menjadi endemik di Desa Kuok Kabupaten Kampar dengan jatuhnya korban jiwa serta 20 warga lain positif terserang penyakit yang diakibatkan nyamuk aedes aegypti itu.

Korban meninggal adalah Dina Kurnia Putri (3) anak pasangan Ujang dan Ayu warga Desa Kuok RT 002 RW 003.

Informasi ini disampaikan Kepala Desa Kuok, Mahizar Hasyim di ruang kerjanya, “Sudah 20 orang warga Kuok terserang DBD, 1 orang meninggal dunia, warga lain saat ini merasa resah, “ demikian katanya.

Terhadap persoalan ini, pemerintah desa sudah melaporkan kasus ini ke Puskesmas Kuok pada Rabu (26/12) melalui suratnya Nomor : 300/Kantib tentang Laporan Demam Berdarah yang tembusannya disampaikan kepada Camat Kuok dan Kapolsek Kuok. Dalam surat itu, Kades mengharapkan Kepala Puskesmas Kuok melakukan antisipasi terhadap permasalahan DBD tersebut.

Mahizar menyampaikan bahwa Dina adalah korban pertama yang terserang DBD, menyusul pada waktu yang sama empat warga lainnya dinyatakan positif demam berdarah, bahkan ada yang di rawat inap di RSUD Bangkinang, RSUD Pekanbaru dan Awal Bross.

Ia mengatakan bahwa pemerintah desa sudah menyampaikan permohonannya agar Dinas Kesehatan cepat melakukan fogging di daerah yang terjangkit wabah penyakit demam berdarah tersebut, namun sampai sekarang tidak kunjung dilakukan penyemprotan.

Mahizar menyampaikan kekecewaannya terhadap pihak Puskesmas yang tidak mengindahkan suratnya, sebab sampai saat ini belum juga dilaksanakan penyemprotan, apalagi masyarakat menyalahkan pemerintah desa dan menganggap desa tidak peduli terhadap permasalahan tersebut.

Ditemui di RSUD Bangkinang, ada satu orang warga Desa Kuok yang positif terserang DBD, diketahui namanya Yuhendra (32), korban sudah dirawat inap selama 3 hari, akan tetapi pihak RSUD Bangkinang belum berhasil dikonfirmasi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang ditemui belum bisa memberikan komentar terkait maraknya kasus tersebut.