Tugu Zapin Bahenol Peninggalan Gubernur

id tugu zapin, bahenol peninggalan gubernur

Tugu Zapin Bahenol Peninggalan Gubernur

Pekanbaru (antarariau.com) - Tugu zapin atau tugu titik nol merupakan icon baru Provinsi Riau yang bakal menjadi peninggalan Pemerintahan Gubernur Riau HM Rusli Zainal menggantikan tugu pesawat tempur peninggalan mantan Gubernur Imam Munandar.

Setidaknya, rakyat Riau selepas "kepergian" sang revolusioner pembangunan masih dapat menikmati peninggalannya yang satu ini. Sepasang patung dimana sang pemeran wanitanya begitu tampak bahenol dengan lekukan tubuh yang eksotis, asing dari tarian zapin sesungguhnya.

Awal pembangunan tugu yang terdiri dari patung yang mengambarkan sepasang manusia tengah menari indah itu terletak dipersimpangan tengah kota, persisnya di depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman Pekanbaru.

Tugu ini terbuat dari perak dan tembaga yang khusus diukir oleh pematung kelas dunia asal Bali, I Nyoman Nuarta pada akhir tahun 2011 silam.

Menurut "Detail Engineering Design (DED)" pada konsep terdahulu, tugu zapin ini mempunyai tinggi tujuh meter. Tugu itu menyerupai bentuk sepasang Bujang dan Dara yang sedang menari zapin yang merupakan tarian khasnya orang Riau. Begitu abstraksi hingga sebagian pihak yang pro memandangnya pantas dijadikan sebagai icon baru "Bumi Melayu".

Tugu tersebut dibangun oleh PT Citra Mutiara Bumi Riau. Pendanaan proyek ini bermuasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2011 yang menelan dana dengan pagu anggaran sebesar lebih dari Rp4 miliar.

Kontroversial

Tugu zapin bernilai miliaran rupiah yang kini menjadi kebanggan rakyat Riau sebelumnya juga sempat menuai kontroversi yang begitu hebat.

Seperti diungkapkan Pengamaat Perkotaan Mardianto Manan. Ia mengaku sangat menyayangkan sikap Gubernur Riau M Rusli Zainal yang tanpa beban menghilangkan sejarah tugu pesawat tempur yang dibangun di pusaran titik nol sejak zaman kepemimpinan Gubernur terdahulu H. Iman Munandar.

Penyayangan itu juga beralasan karena tugu zapin yang menjadi penganti tugu pesawat tempur juga akan menghilangkan nilai sejarah dan ciri khas Kota Pekanbaru.

Menurut Mardianto, kesannya ketika itu Gubernur Riau justru tengah bersenang hati dengan penghapusan beragam sejarah masa lalu mulai dari Stadion Hangtuah sampai Gedung Dang Merdu.

Sebenarnya kata dia, tugu zapin tidak harus ditempatkan di tempat yang sekarang ini. Masih banyak posisi yang layak untuk penempatan tugu untuk icon baru itu dan tak harus dengan mengganti posisi pesawat yang telah lekat begitu lama sebagai icon bersejarah "kota bertuah".

Lain pandangan Sejarawan Riau Prof Suwardi HS yang menyatakan tugu pesawat itu merupakan tugu berlambang perjuangan Riau melawan penjajahan Belanda guna mempertahankan kemerdekaan RI.

Di mana ketika zaman dahulu kala, kata dia, rangka pesawat tersebut berhasil dijatuhkan oleh pejuang Riau yang dipimpin oleh Sultan Siak.

Pesawat yang akhirnya didirikan menjadi tugu di bundaran depan Kantor Gubernur itu, kata dia, telah menjadi saksi sejarah perjuangan melawan Belanda untuk mempertahanan "Bumi Melayu Lancang Kuning", kini telah terhapuskan.

Patung Bahenol

Lain pandangan pengamat dan sastrawan, lain pula pandangan publik yang mengaku sebagai warga tempatan. Dimata kalangan orang Melayu Riau, berdirinya patung itu justru menimbulkan keanehan rupa yang juga sangat disayangkan.

Hal itu dianggap tidak sesuai dengan makna dari nama tugu zapin itu sendiri yang harusnya memiliki kemurnian arti sebagai wujud seni budaya masyarakat Riau.

Alasan mengapa patung tersebut mendapat pandangan miring oleh khalayak adalah karena objek perempuannya begitu menampangkan eksotisme berlebih karena lekukan tubuh si patung wanita yang begitu bahenol.

Menurut khalayak yang kontra atas tugu tersebut, hal itu dianggap telah menyalahi etika gerak tari zapin yang dikenal begitu santun.

Datuk Meiko Sopyan selaku anggota Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau yang berdomisili di Pekanbaru menganggap telah terjadi kesalahan dalam pengetahuan pemerintah atas makna tari zapin sesungguhnya.

Ya..., proyek tugu zapin yang menghabiskan anggaran sebesar Rp4,497 miliar kala itu terus menuai kontroversial. Terlebih, dari hasil kajian konstruksi, nilai fisik bangunan itu diperkirakan hanya sekitar Rp500 juta dan ditambah patung sehingga taksiran realisasi proyek itu diperkirakan hanya kurang dari Rp2 miliar.

Kalangan pakar konstruksi menyangka, pada proyek itu telah terjadi "mark up" atau penggelembungan dana lebih dari 50 persen (dari nilai proyek).

Kontroversial atas proyek tugu zapin atau yang kini disebut sebagai tugu titik nol itu tidak mengendurkan semangat Gubernur Riau HM Rusli Zainal yang dirasa kian menggebu (kala itu).

Pertentangan demi pertentangan atas proyek tersebut hanya sebatas terpaan yang seakan dianggap angin lalu. Karena pada kenyataannya, hingga saat ini tugu zapin tetap kokoh berdiri di depan Kantor Gubernur Riau dan masih dalam kondisi bahenol. ***2*** (T.KR-FZR)