Jalan Lintas Sumatra Rusak Parah

id jalan lintas, sumatra rusak parah

Jalan Lintas Sumatra Rusak Parah

Pekanbaru, (antarariau.com) - Jalan lintas Sumatra dekat Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, mengalami kerusakan parah hingga selalu menyebabkan kendaraan yang melintasi wilayah itu mengantre panjang.

Informasi warga setempat, Senin, jalan nasional itu telah mengalami kerusakan sejak lama, namun akibat hujan yang terus menerus, lubang yang manganga semakin lebar dana dalam.

"Akibatnya kendaraan harus hati-hati saat melintasi jalan ini. Karena salah-salah bisa celaka," kata Arief, warga setempat.

Dia mengatakan, jalan yang membelah kawasan itu juga telah lama tidak dilakukan upaya perbaikan sehingga kerusakan terus bertambah parah.

"Bisa-bisa, kalau terus dibiarkan maka jalan di Desa Kasikan bisa putus dan kendaraan tidak lagi bisa melintas," katanya.

Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau di Pekanbaru menyatakan, ada lebih dari 1.020 kilometer dari total panjang jalan untuk pelintasan dalam Provinsi Riau yang mencapai 1.700 kilometer dipetakan mengalami kerusakan ringan hingga parah.

Anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau Hazmi Setiadi di Pekanbaru mengatakan, kerusakan ruas jalan yang begitu panjang terjadi secara terus menerus akibat tidak mampu menanggung beban kendaraan yang melebihi tonasenya.

Akibatnya dana untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut, setidaknya dibutuhkan sekitar Rp8,5 triliun, katanya.

Jumlah yang begitu besar, kata dia, itu pun tidak sebanding dengan anggaran yang teralokasi di Dinas Pekerjaan Umum (PU) tahun ini yakni hanya Rp1 triliun.

"Kondisi ini tentu sangat ironi, jika melihat sumbangsih Riau terhadap pembangunan nasional dari sumber daya alamnya yang begitu besar," katanya.

Hazmi kembali menguraikan, saat ini sekitar 612 kilometer jalan provinsi mengalami rusak parah, dan untuk memperbaiki membutuhkan dana sekitar Rp6,1 triliun. Sedangkan untuk perbaikan jalan yang rusak ringan membutuhkan anggaran Rp2,4 triliun.

"Jadi memang diperkirakan totalnya yakni mencapai Rp8,5 triliun," katanya. ***4*** (T.KR-FZR)