Greenpeace Bantah Kampanye Pesanan Asing

id greenpeace bantah, kampanye pesanan asing

Pekanbaru, (antarariau.com) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) internasional Greenpeace membantah melakukan kampanye lingkungan yang menyudutkan Indonesia atas pesanan pihak asing.

"Semua orang punya hak mengatakan hal itu, tapi kami melakukan kampanye untuk menyelamatkan lingkungan," kata Media Campaigner Greenpeace Indonesia, Zamzami ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Kamis.

Zamzami mengatakan itu untuk menanggapi pernyataan sejumlah asosiasi pelaku bisnis dan instansi pemerintahan di Provinsi Riau yang menilai "kampanye hitam" (negatif) LSM lingkungan terhadap industri kehutanan dan kelapa sawit kini makin spesifik, sehingga menguatkan dugaan ada motif persaingan dagang di baliknya.

Zamzami mengatakan Greenpeace sangat mengapresiasi, apabila ada ajakan berdialog dari pemerintah daerah di Riau untuk membahas isu lingkungan mengenai hutan dan kelapa sawit.

"Kami menyambutnya (dialog) dengan tangan terbuka," katanya.

Hanya saja, ia menyayangkan kampanye Greenpeace kali ini menggunakan kapal "Rainbow Warrior" tidak menjadwalkan untuk singgah di Kota Dumai, Riau seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia mengatakan, dialog bisa tetap dilakukan setelah perjalanan Rainbow Warrior berakhir.

"Perjalanan Greenpeace dari Papua akan berakhir di Jakarta, kemudian melanjutkan ke Hongkong. Jadi informasi bahwa Greenpeace akan singgah ke Dumai adalah salah," ujarnya.

Sebelumnya, Dinas Perkebunan Provinsi Riau mengajak Greenpeace untuk berdialog mengenai perkembangan industri kelapa sawit apabila LSM lingkungan itu akan singgah ke Kota Dumai menggunakan kapal "Rainbow Warrior".

"Kalau mereka (Greenpeace) mau berdialog kita sangat menyambut baik, bahkan bisa kita ajak melihat perkembangan klaster petani sawit swadaya di Riau," kata Kepala Seksi Pengembangan Usaha Perkebunan pada Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Sri Ambar K pada diskusi "Menyelamatkan Industri Kehutanan dan Sawit di Pasar Internasional dari Kampanye Hitam" di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan, pemerintah Indonesia bukan anti terhadap kritik, namun aksi Greenpeace di Riau selama ini dinilai sudah sangat berlebihan dan mengarah pada kampanye hitam.

"Mereka (Greenpeace) harus dikritik juga, jangan cari sensasi, karena kita juga terus membenahi diri kok," katanya.

Menurut dia, pemerintah Indonesia selalu membuka diri untuk berdialog menyambut kedatangan Greenpeace. Hanya saja, penyampaian kampanye seharusnya juga tidak merugikan banyak pihak dan mengikuti aturan hukum yang ada.