Pekanbaru, (Antarariau.com) - Front Pembela Islam (FPI) Wilayah Provinsi Riau mengecam masih beroperasinya sejumlah tempat hiburan malam 'berbau' maksiat yang tetap beroperasi di Kota Pekanbaru di malam Isra Mi'raj.
"Malam Isra Mi'raj merupakan malam besar bagi agama Islam yang seharusnya bersih dari berbagai bentuk maksiat. Namun di Pekanbaru justru hal itu tidak dilakukan. Kami menyayangkan karena mayoritas penduduk Pekanbaru adalah muslim," kata Ketua FPI Riau Zulhusni Domo di Pekanbaru, Kamis.
Masih tetap beroperasinya tempat-tempat hiburan malam 'berbau' maksiat di Pekanbaru terungkap saat tim Mabes Polri secara tiba-tiba menggerebek tempat hiburan malam XP Club dan lokasi perjudian, Kamis (6/6) dini hari.
XP Club merupakan tempat hiburan malam yang terletak di Jalan Sudirman, Pekanbaru, yang menyediakan hiburan musik dan ruang-ruang berkaraoke bagi pengunjungnya.
Tempat hiburan malam ini diindikasi juga sebagai lokasi transaksi seks dan kerap dijadikan sebagai 'arena' perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).
Aparat kepolisian dari Mabes Polri dini hari tadi berhasil mengamankan 29 karyawan XP Club yang diduga merangkap profesi sebagai wanita penghibur.
Sementara pada penggerebekan lokasi perjudian di Jalan Nagka, Pekanbaru, aparat berhasil mengamankan barang bukti 120 mesin judi ketangkasan dan sejumlah pengunjung dan pengelola.
Terhadap aparat kepolisian kami memberikan apresiasi yang besar karena melakukan pengamanan di malam yang seharusnya tidak patut ada maksiat," kata Zulhusni.
Kedepannya, kata dia, FPI mendesak agar pemerintan daerah lebih ketat lagi mengawasi sejumlah tempat hiburan malam agar tidak menyediakan fasilitas maksiat.
"Jika malam besar agama Islam saja pengelola sanggup mengoperasikan tempat hiburan malamnya dengan penyediaan maksiat, bagaimana dengan malam-malam biasa. Fenomena ini merupakan fenomena buruk bagi daerah yang 'digadang-gadangkan' identik dengan Islam," katanya.
Menurut dia, fenomena maraknya hiburan malam 'berbau' maksiat hingga tidak lagi memandang atau menghargai hari besar keagamaan merupakan pertanda bahwa bencana akan melanda daerah ini.
"Siapapun tidak ingin terkena imbas dari berbuatan sekelompok orang yang hanya memikirkan kesenangan dan hura-hura. Jika hal demikian terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik besar," katanya. (FotoMajomojokerto)
Berita Lainnya
Polri tetap kooperatif dengan Komnas HAM untuk bantu ungkap kematian anggota Laskar FPI
05 January 2021 11:21 WIB
Menko Pulhukam umumkan, FPI dinyatakan sebagai organisasi terlarang
30 December 2020 16:45 WIB
Fraksi NasDem DPR dukung kebijakan SKB larangan kegiatan FPI
30 December 2020 15:53 WIB
Hasil rekonstruksi, dua anggota FPI ternyata sudah meninggal dunia sebelum memasuki jalan tol
14 December 2020 11:00 WIB
Polisi selidiki jenazah lansia yang meninggal di kerumunan massa FPI
10 November 2020 15:30 WIB
Ribuan orang jemput Habib Rizieq, Manajemen Soetta harapkan ketertiban dijaga
10 November 2020 13:21 WIB
Akademisi sebut FPI dan Habib bukan merupakan ancaman terhadap keutuhan bangsa
02 December 2019 11:03 WIB
FPI kirimkan 500 simpatisan kawal sengketa Pilpres di MK
12 June 2019 18:49 WIB