Bono, Mutiara Pariwisata Riau Yang Kian Mendunia

id bono mutiara, pariwisata riau, yang kian mendunia

Bono, Mutiara Pariwisata Riau Yang Kian Mendunia

Pekanbaru, (antarariau.com) - Objek Wisata Ombak Bono berada di Kuala Kampar, Kabupaten, Riau, merupakan satu dari sekian banyak keajaiban alam di dunia. Fenomena alam yang sejak beberapa tahun terakhir menjadi sorotan bagi khalayak ini bagai 'magnet' yang mampu 'menyedot' perhatian turis mancanegara. Ombak atau Gelombang Bono merupakan peristiwa alam yang terjadi di aliran Sungai Kampar. Menjadi daya tarik yang 'wah', dari muara pertemuan aliran air sungai dan air laut. Benturan dua sisi mengarah pada lepas pantai akibat peristiwa alam ini menghasilkan gelombang dan ombak besar yang bergulung, bergerak dari muara menuju ke arah hulu yang menakjubkan.

Gelombang Bono juga dikenal dengan sebutan "Seven Ghost" atau Gelombang Tujuh Hantu. Hal ini karena gelombang yang dihasilkan dari peristiwa alam itu, bisa mencapai tujuh gelombang berurutan dan menciptakan kubah layaknya ombak laut yang begitu mengesankan.Keunikan lainnya, adalah saat air laut bertemu dengan aliran sungai, maka secara alami akan terjadi gelombang tinggi disertai dentuman keras seperti suara petir disaat badai dengan diiringi hembusan angin kencang. "Buuuussssssttt..."

Siapa yang menyangka, dari fenomena alam ini, ternyata 'Bono' bisa menghasilkan gelombang dengan panjang gulungan lebih dari 50 kilometer dan mencapai ketinggian hingga empat bahkan enam meter. Kondisi tersebut didukung dengan kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam. Bahkan, peselancar dunia asal Inggris, Steve King, berhasil memecahkan rekor dunia di ombak Bono pada Februari 2013. Steve King ditemani oleh dua temannya yang juga berasal dari Inggris, yakni Steve Holmes dan Nathan Maurice berhasil berselancar di atas gelombang 'Bono' dalam waktu 1 jam 4 menit menempuh jarak sekitar 20,65 km (12,8 mil).

Catatan rekor ini mengalahkan rekor Guinness World of Records sebelumnya (atas namanya sendiri) tahun 2006 dimana ia berselancar di atas gelombang Sungai Severn Bore, Inggris. Saat itu Steve menorehkan catatan berjarak 12,23 km (7,6 mil) ditambah 2,66 (1,65 mil) dengan waktu tempuh 1 jam 6 menit. Steve King, memilih ombak 'Bono' di Sungai Kampar, Provinsi Riau, untuk memecahkan rekor dunia berselancar paling panjang dan terlama di gelombang sungai karena rasa penasarannya tentang "Seven Ghost".

Beberapa peselancar internasional yang sudah pernah 'mencicipi' peristiwa alam 'Bono' berasal dari berbagai negara. Semisal Brasil, Inggris, Jerman, Prancis, Amerika, Kanada serta Belgia. Kemudian ada juga peselancar dari Singapura, Jepang dan Malaysia. Mereka adalah 'penggila' ombak laut yang terpana dengan kemisteriusan "Seven Ghost". Potensi alam yang begitu menakjubkan itu akhirnya dilirik oleh pemerintah. Terdapat berapa program Kementreian Pariwisata dan Pemkab Pelalawan pada tahun 2013 ini. Tujuannya, untuk pengembangan pesona objek wisata 'Bono'.

Dua target utama yang di jalankan oleh Kementrian Pariwisata untuk membangun dan memajukan objek wisata Bono diantaranya yakni membuat anjungan atau menara untuk para wistawan agar dapat melihat keindahan ombak 'Bono' dari kejauhan dan secara menyeluruh. Menara pemantau ini rencananya akan dirikan di daerah Tanjung Bau-bau pada titik atau lokasi yang dianggap strategis. Kemudian juga akan ada kegiatan sosialisasi 'masterplant' tentang 'Bono' pada 20 Juni 2013. Hal ini adalah untuk mengkaji jumlah biaya investasi yang diperlukan dalam mengembangkan Bono sebagai sebuah destinasi wisata baru.

Selain program dari kementrian, Pemkab Pelalawan juga bakal mencanangkan dua program besar. Seperti membuat jalan lintas 'Bono' (akses) yang bagus untuk masuk dari jalan perkampungan menuju lokasi objek wisata mengesankan itu. Kemudian, Pemkab juga akan membeli beberapa speedboat (kapal cepat) dan peralatan pengamanan bagi pengunjung atau wisatawan. Untuk tahun ini, bahkan Pemkab akan mengelar suatu acara festifal yang dinamai 'bakudo bono'. Kegiatan ini merupakan acara berskala internasional yang disajikan khusus untuk parawisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kalau tidak ada halangan, kegiatan ini akan dilaksankan pada September 2013. 'Seven Day for Seven Ghost' merupakan tema yang pantas bagi 'keanehan Bono' yang begitu 'gila'.

Kenapa tema yang menarik ini yang diangkat?, Sebab legenda yang ada di 'Bono' adalah persepsi tentang tujuh 'hantu' dengan keidentikan angka tujuh yang begitu lekat. Bahkan pesepak bola terbaik dunia sekelas Cristiano Ronaldo, begitu tenar dengan angka tujuh. Angka tujuh (seven), tentu menjadi kunci keidentikan 'Bono'. Pada Aprli 2010 (saat promosi awal) potensi ini akan 'disulap' menjadi sebuah wisata sekaligus magnet terindah yang pernah dimiliki daerah ini.

Peralatan peselancar juga sudah ada beberapa di lokasi 'Bono' khusus untuk para 'penggila' 'Seven Ghost'. Bahkan, perlengkapan surfing telah disediakan pemerintah setempat dengan sangat memadai. Tidak hanya itu, Pemkab juga akan membeli beberapa kapal cepat modern sehingga layak untuk difungsikan sebagai layanan turis asing. Dalam sisi promosi, agaknya Pemkab Pelalawan telah berupaya semaksimal mungkin. Bahkan Pemprov Riau, dalam waktu dekat akan mengundang sebanyak 25 perwakilan Pemerintah Provinsi se-Indonesia guna mengunjungi sang 'Bono'.

Kegiatan ini, merupakan 'gawenya' Badan Penghubung Provinsi Riau yang berada di Jakarta. Dalam kegiatan ini, Dinas Pariwisata Pelalawan diminta untuk dapat memepresentasikan objek wisata 'Bono' dalam forum khusus, disamping juga melakukan pertukaran segudang informasi dari seluruh daerah tentang potensi pariwisata di daerah masing-masing. Kegiatan ini dianggap sangat baik, karena seluruh daerah melalui Dinas Pariwisata se Indonesia yang hadir nantiya, akan dapat membantu dearah-daerah lainnya yang memiliki objek wisata terbaharukan untuk dapat dikembangkan. Seperti 'Bono'...!

Hal itu juga seiring dengan tujuan dari program Kementrian Pariwisata, agar objek wisata yang ada di seluruh Indonesia dapat tergali dan tersaji dengan baik, sehingga diharapkan tidak hanya menjadi 'icon', namun sumber 'kesegaran' bagi promosi daerah. Bicara soal 'Bono', keterpesonaan itu bagai bintang kartun Upin-Ipin yang begitu 'mewabah' dikalangan anak bahkan dewasa. Pada waktu kegiatan pagelaran pariwisata di Den Haag, Belanda pada awal 2013 misalnya, objek wisata 'Bono' juga diperkenalkan dan dipromosikan dengan begitu 'wah'.

Di malam pagelaran seni ketika itu, tema yang diangkat untuk 'Bono' adalah 'Somewhere in Indonesia' yang berarti daerah ini merupakan suatu tempat yang indah, bahkan terindah. Saat ini, 'Bono' tidak lagi setara dengan kartun 'Upin-Ipin', namun jauh lebih tenar se-jagat raya setelah ditayangkan dalam film dokumenter yang berkisah tentang "Seven Ghost". Film dokumenter ini merupakan ciptaan pihak Kementrian Pariwisata Indonesia dan diakui memiliki prestasi yang begitu mengesankan. Dari hasil karya dan keindahan alam berselancar diatas gulungan ombak 'Bono'. Bahkan dalam festival film di Virginia, sebuah negara bagian Amerika Serika, film dokumenter tentang 'si Bono' mengalahkan sejumlah visualisasi wisata se jagat raya. Ketika itu, 'Bono' mendapat juara ketiga, sekaligus terbaik dalam konsep wisata Indonesia yang pernah ada.

Sebuah fenomena alami yang mengesankan. Meski sebenarnya peristiwa gelombang yang sama juga terdapat di beberapa negara di dunia, 'Bono' tetap memiliki daya tarik tersendiri. Tercatat dalam sejarah, ada lima gelombang yang menyerupai ombak 'Bono' Pelalawan. Untuk skala Asia, terdapat tiga lokasi, dimana dua diantaraya berada di Asia Tenggara. Seperti di Malaysia, tepatnya di wilayah Serawak, kemudian di Sungai Siantang di China. Diantara 'Bono-Bono' tersebut, gelombang 'Bono' Pelalawan berada pada posisi teratas dengan nuansa alam yang begitu membuat 'mata-mata' turis terkesima. Keindahan alam ini, merupakan kelangkaan yang harus 'dicicipi' oleh mereka yang belum pernah berkunjung ke 'Bono' Pelalawan. (Advertorial)