Korban Kebakaran Lahan Rokan Hilir Dapat Sembako

id korban kebakaran, lahan rokan, hilir dapat sembako

Pekanbaru, (antarariau.com) - Para korban kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, mendapatkan bantuan sembako untuk meringankan beban ekonomi keluarga yang mereka hadapi.

"Bantuan sembako itu merupakan peduli kami terhadap korban kebakaran lahan dan hutan," kata Camat Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, Sukardi dihubungi dari Pekanbaru, Selasa.

Dia mengatakan sumbangan sembako tersebut berasal dari para istri tentara yang bertugas di Koramil XVII Rimba Melintang, Kodim Bengkalis, Riau.

Namun, bantuan sembako tersebut berupa paket beras, telur, mi instan dan susu yang sudah dikemas khusus.

Paket sembako itu diberikan langsung kepada warga korban kebakaran lahan dan hutan di Kepenghuluan Bangko Bakti, Kecamatan Bangko Pusako, termasuk kepada mereka yang berada di lokasi pengungsian.

Selain itu, warga korban kebakaran itu juga menerima air bersih dan pakaian layak pakai untuk dimanfaatkan sehari-hari.

Akibat kebakaran lahan hutan tersebut, ratusan warga setempat terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman di sekolah terdekat dan ke rumah kerabat masing-masing.

Dalam penyaluran sembako itu juga dibantu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Bangko Bakti, Rokan Hilir karena merupakan korban terbanyak menderita akibat lahan mereka terbakar.

Padahal sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, membuka posko kesehatan untuk melayani warga para korban akibat kebakaran lahan dan hutan pada dua lokasi berbeda.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Rokan Hilir, M. Junaidi Saleh mengatakan pihaknya peduli terhadap musibah kebakaran lahan dan hutan, sehingga mendirikan posko kesehatan.

Dia mengatakan, posko kesehatan itu didirikan di lokasi rawan kebakaran lahan dan hutan di Kepenghuluan Bangko Jaya, Kecamatan Bangko Pusako dan di Kampung Mamugo, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir.

Menurut dia, sejak dua pekan terakhir ini, warga sekitar menderita berbagai penyakit akibat menghirup kabut asap dari pembakaran hutan dan lahan.

Mayoritas penduduk korban asap itu menderita ISPA, batuk, pilek, demam dan radang pernafasan, mereka membutuhkan bantuan medis dari petugas Posko setempat.

Namun pada dua posko kesehatan itu telah tersedia berbagai obat-obatan yang dibutuhkan warga.

Sementara itu, kondisi titik panas (hot spot) di Riau mengalami peningkatan, dari hasil pantauan satelit NOAA melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terdata sebanyak 157 titik panas, padahal sebelumnya dibawah 100 titik tersebar pada sejumlah kabupaten dan kota.

Sedangkan titik panas itu terbanyak di Kabupaten Rokan Hilir yakni 41 titik kemudian disusul Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Kampar dan Kota Pekanbaru.