Pekanbaru, (antarariau.com) - Badan Lingkungan Hidup Riau menyatakan kondisi udara di daerah yang mengalami kebakaran lahan dan hutan sangat tercemar dan berbahaya bagi manusia akibat polusi asap sisa kebakaran.
"Kondisi udara memang fluktuatif, namun seringkali kondisi udara dilihat dari Indeks Standar Pencemaran Udara sudah sangat berbahaya," kata Kepala BLH Riau, Kasiarudin pada rapat koordinasi Tanggap Darurat Asap di Lanud Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan, indeks standar pencemaran udara (ISPU) didaerah yang mengalami kebakaran sampai tidak sanggup lagi memberikan keterangan pada panelnya. Kondisi udara yang tertera pada panel ISPU yang tersebar disejumlah daerah hanya bisa menyatakan keterangan udara "Baik" ditunjukan dengan warna hijau, "Sedang" (kuning), dan "Tidak Sehat" (merah).
"Tetapi dalam kenyataannya, kalau ada indikator yang lebih baik lagi, kondisi udara kita sudah sangat buruk atau sudah kategori hitam," katanya.
Menurut dia, kondisi udara berbahaya tersebut sempat terjadi pada tanggal 21 Juni lalu. Antara lain terjadi di Kota Dumai, dan Duri serta Tanjung Leban di Kabupaten Bengkalis.
"Memang ISPU ini angkanya fluktuatif, kadang bisa 400 psi kemudian turun jadi 300 hingga normal. Begitu juga sebaliknya, bisa langsung meningkat dalam beberapa jam," katanya.
Karena itu, ia mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap ISPU selama tanggap darurat kebakaran lahan dan hutan belum mereda. Selain itu, BLH juga terus melakukan sosialisasi terkait bahaya asap bagi kesehatan manusia.
Kondisi kebakaran lahan dan hutan di Riau sejak tanggap darurat ditetapkan pemerintah pada 21 Juni lalu, belum juga membaik. Pantauan satelit NOAA 18 pada 24 Juni menyatakan jumlah titik panas (hotspot) mencapai 265 titik.
Titik panas tersebar di Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 66 titik, Pelalawan (43), Indragiri Hulu (30), Bengkalis (29), Siak (26), Rokan Hulu (25), Indragiri Hilir (14), Kampar (11), Pekanbaru (5), Dumai (2), dan Kepulauan Meranti (2).
Wakil Gubernur Riau Mambang Mit mengatakan akan membuat surat edaran untuk instansi terkait seperti dinas kesehatan dan dinas pendidikan ke seluruh kabupaten/kota di Riau agar memperhatikan kondisi pencemaran udara akibat asap.
"Kalau bisa langsung semua sekolah diliburkan," katanya.
Selain itu, ia meminta agar dinas kesehatan segera mempercepat pemenuhan kebutuhan obat-obatan maupun masker medis untuk antisipasi pencemaran udara.
"Kalau perlu kita siap kirim masker ke Singapura kalau mereka minta, karena mereka cukup parah (asap)," katanya.
Berita Lainnya
TNI Dan BLH Riau Gelar Program Desa Bebas Dari Api
29 September 2016 11:23 WIB
BLH Riau Serahkan Penghargaan PROPER KLHK pada RAPP
12 January 2016 19:36 WIB
BLH Riau Minta Perusahaan Verifikasi "Hotspot" Kebakaran
11 February 2015 19:19 WIB
BLH Riau Gunakan KMS Pantau Kebakaran Lahan
16 January 2015 15:10 WIB
BLH Riau Akan Rutin Audit Kepatuhan Perusahaan
05 December 2014 14:39 WIB
BLH Riau Akan Rutin Audit Kepatuhan Perusahaan
05 December 2014 14:38 WIB
BLH Riau Kaji Dampak Tumpahan Minyak Perusahaan
20 November 2014 21:15 WIB
BLH Riau Ambil Sampel Minyak Tumpah Dumai
18 November 2014 22:05 WIB