Mengenal Sosok Bang Andi Rahman

id mengenal sosok, bang andi rahman

Mengenal Sosok Bang Andi Rahman

Pekanbaru (antarariau.com) - Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA atau yang lebih akrab dipanggil dengan Bang Andi Rachman dalam kancah politik di level daerah Riau maupun skala nasional sepak terjangnya cukup diperhitungkan.

Politisi Senayan yang duduk di Komisi VII DPR RI ini, dipercaya juga memegang tampuk Wasekjen DPP Partai Golkar. Lebih dari itu, putra dari almarhum H Rachman Syafei atau Rachman Kawek ini dipercaya partai berlambang pohon beringin menjadi Koordinator Wilayah Sumatera yang meliputi lima provinsi yakni Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh.

Kepercayaan ini diberikan langsung oleh Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakri (ARB) karena menurut ARB, sosok Andi Rachman sudah terbukti dan teruji kepiawaiannya dalam menejerial dan mengorganisir sumber daya manusia. "Buktinya sebagai pelaku dunia usaha, perusahaan Bang Andi Rachman terus berkembang maju. Di ranah politik karirnya makin cemerlang sejak mulai berkiprah di arena politik 15 tahun silam," kata Yusuf Muluk salah seorang tokoh masyarakat Kota Pekanbaru.

Bang Andi Rachman mengakui, untuk mendapatkan karir dan kepercayaan di kalangan politisi beringin melalui proses yang panjang. Awalnya Andi Rachman di Golkar menjadi anggota biasa juga. "Semuanya butuh proses. Jadi kalau dalam berpolitik, saya punya prinsip seperti air mengalir," ungkap Andi Rachman.

Meskipun lihai dan mumpuni dalam manejemen sumber daya manusia, namun Andi bukanlah tipe orang yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan terutama di dunia politik. Salah satu buktinya dapat dilihat dari rekam jejaknya saat menjabat menjadi bendahara umum Golkar Riau yang pada saat bersamaan partai itu dipimpin oleh Gubernur Riau Rusli Zainal.

Kala itu, ia sendiri yang menanggulangi segala urusan yang berhubungan dengan keuangan partai. "Saya tidak pernah meminta uang kepada Rusli selaku ketua partai saat itu," ujar Andi mengenang.

Setiap kegiatan partai baik yang berhubungan dengan pusat dan daerah khusus soal pendanaan partai Andi Rachman berusaha mencarikan solusinya tanpa harus membebankan dan merepotkan orang lain. "Kalau ada tamu-tamu dari pusat datang ke daerah, ketua dan petinggi partai Golkar Riau tidak perlu repot memikirkan. Segala akomodasinya saya selesaikan sendiri," katanya.

Keteguhan Andi Rachman memegang amanah juga dibuktikan dalam mengelola perusahaannya. Meski tampil sebagai orang yang memiliki pengaruh kuat di kalangan dunia usaha, Andi sampai detik ini enggan dan bahkan tidak pernah menyentuh proyek pemerintah daerah.

Untuk itu saat ini, mungkin Andi Rachman satu-satunya sosok calon pemimpin Riau yang sangat siap, bebas, plong dan tidak ada keraguan sedikipun untuk menjalankan tugas sebagai wakil gubernur Riau secara konsisten. Ia sosok yang nyaris bersih dari sengkarut politik balas budi untuk mendapatkan proyek proyek pemerintah.

Dalam menjalankan bisnis, ia sebagai petarung secara "fair" dan terbuka untuk mendapatkan tender proyek-proyek swasta dan BUMN. Oleh karena itu, sosok Andi memang paling pas mendampingi Anas Maamun sebagai calon wakil gubernur Riau, karena selain siap dalam menjalankan tugas pengawasan aparatur pemerintah, penggunaan anggaran keuangan daerah, pajak maupun retribusi yang selama ini diketahui bocor kemana-mana.

Andi Rachman telah mengikrarkan berulang kali komimennya di berbagai tempat, acara dan pertemuan bahwa masalah pengawasan sudah harga mati dan tidak ada tawar menawar lagi. "Kalau untuk pengawasan saya sudah komit. Akan saya lakukan tugas pengawasan dengan penuh tanggungjawab dan tidak ada beban bagi saya untuk menjalankan itu," kata Andi menegaskan komitmen saat berdialog dengan para Ketua Asosiasi Pekerja di Riau beberapa waktu lalu.

Itu dapat dibuktikan kelak, jika pasangan H Annas Maamun dan Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA dipercaya memimpin Provinsi Riau ke depan. Bukan tidak mungkin Andi Rachman akan menjadi "Ahok-nya" Propinsi Riau, sosok yang berani dan tegas, terlebih dalam pengawasan penggunaan keuangan APBD agar lebih pro terhadap pembangunan untuk masyarakat luas. Bukan pembangunan untuk segelintir orang, kelompok atau golongan. (rls)