ARB Pernah Lebih Miskin Dibanding Pengemis

id arb pernah lebih miskin dibanding pengemis

ARB Pernah Lebih Miskin Dibanding Pengemis

Pekanbaru, (antarariau.com) - Calon presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) ternyata pernah lebih miskin dibanding pengemis ketika menghadapi kenyataan perusahaan yang dirinya pimpin bangkrut untuk kedua kali dan terjadi tahun 1998.

"Krisis yang terjadi krisis ekonomi dan membuat saya bangkrut dan lebih miskin dari pengemis. Saya punya uang tersisa Rp3 miliar, sedangkan utang Rp300 miliar," ujar ARB saat memberikan motivasi pada kuliah umum bertema "Menciptakan Entrepreneur Muda Riau yang Gemilang" di Kampus UIR, Sabtu.

Dihadapan sekitar 1.500 orang mahasiswa UIR, lanjutnya, krisis telah membuat perekonomian hancur yang ditandai dengan banyaknya perusahaan besar mendadak bangkrut termasuk di antaranya Grup Bakrie yang ia pimpin.

Apalagi, perusahaan di bawah grup tersebut terdapat puluhan dengan puluhan ribu orang tenaga kerja. Belum lagi keluarganya termasuk keluarga besar dan dia mengaku tersentak dengan kondisi itu.

"Setahun sebelumnya atau tahun 1997, kami masih memiliki saham sebesar 46 persen. Setelah direstrukturisasi, saham kami hanya tinggal 2,5 persen akibat terjadinya krisis," katanya.

Namun disaat itulah ARB kembali menyadari ketika dirinya gagal, jangan pernah menunjukkan kegagalan kepada orang lain dan yang terpenting jangan sampai menyendiri di tempat kegelapan.

"Karena pengalaman saya, sekitar 99 persen teman dekat akan menjauh dari kita saat gagal. Kegagalan harus dijadikan suatu momen untuk mengubah diri dan jangan pernah mengharapkan belas kasih dari orang lain," ucapnya.

Berlahan tapi pasti, Grub Bakrie mulai bangkit lagi dengan memasuki bidang energi seperti batu bara dengan membeli sebuah perusahaan yang harganya Rp7 triliun.

Tapi modalnya tidak ada, melainkan hanya dapat pinjaman kredit dari bank luar negeri dan masih kurang. Sewaktu ingin melakukan penandatangan kontrak, pihak kembali mmendapat pinjaman Rp40 triliun dengan syarat.

"Akhirnya perusahan senilai Rp7 triliun, kami miliki dan pada tahun 2008 saya dinobatkan menjadi orang terkaya di Asia Tenggara versi majalah Forbes setelah 10 tahun bangkrut," kenang ARB yang disapa Ical yang menekuni bisnis dari jualan semasa SMA dan diteruskan berdagang baju.

Semua rizki ada di tangan Tuhan dan roda perekonomian selalu naik dan turun, karena itu dia mengaku tidak boleh pesimistis. "Jalan pasti ada," kata sembari memotivasi.

Presiden BEM UIR, Yusroni Tarigan sebelumnya mengatakan, Riau dikenal orang sebagai daerah yang di atas minyak dan di bawah meliki minyak, tetapi jumlah penganguran terdidik seperti sarjana tercatat sekitar 20 persen.

"Bagaimana kewirausahaan di Riau bisa digalakkan terutama tamatan sarjana dari kampus-kampus. Nanti kami harapkan, Bapak Aburizal Bakrie dapat memberikan motivasi sehingga mampu menyemangati mahasiswa untuk berani berwirausaha," katanya.