BKSDA Kesulitan Otopsi Tulang Belulang Gajah Pelalawan

id bksda kesulitan, otopsi tulang, belulang gajah pelalawan

BKSDA Kesulitan Otopsi Tulang Belulang Gajah Pelalawan

Pekanbaru, 11/9 (antarariau.com) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau mengaku bakal menemukan kesulitan untuk melakukan otopsi terhadap tulang belulang gajah yang ditemukan berserakan di kawasan konsesi PT RAPP.

"Karena yang ditemukan oleh World Wildlife Fund (WWF) itu bukan lagi bangkai, melainkan tulang belulang sehingga akan sulit untuk diotopsi," kata Kepala Bidang Tehnis BKSDA Riau, Syahimin kepada Antara, Selasa malam.

Organisasi lingkungan global (WWF) bersama tim monitor lapangan menemukan tulang belulang gajah di kawasan hutan konsesi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang bergerak dibidang industri bubur dan kertas di Kabupaten Pelalawan, Sektor Baserah.

Tim lapangan menemukannya pada Minggu pasi (8/9) dan diperkirakan gajah tersebut telah mati sejak lebih sebulan lalu karena kondisi fisik yang hanya tinggal tulang belulang.

Tim monitor di lapangan memperkirakan tulang belulang itu merupakan gajah betina dewasa yang seharusnya telah siap menghasilkan keturunan.

"Kami telah mendapatkan informasi tersebut dari WWF dan tentunya akan ditindaklanjuti," kata Syahimin.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah berunding dan berkoordinasi dengan tim BKSDA setempat serta para tim medis yang terdiri dari dokter hewan.

Untuk saat ini, kata dia, belum dapat dipastikan apakah gajah tersebut mati akibat diracun atau akibat penyebab lainnya.

"Dalam waktu dekat ini kami akan turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Kalau memang bisa diotopsi, akan dilakukan. Tapi berdasarkan perundingan tim tadi, cukup sulit untuk melakukan otopsi terhadap bangkai yang telah menjadi tulang belulang," katanya.