Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah anggota DPRD Riau menghimbau agar penggiat lingkungan yang bernama Greenpeace, jangan sampai mengganggu industri baik nasional ataupun internasional dalam menjalankan usahanya di Riau.
"Bukan tidak suka dengan Greenpeace, seperti diketahui bersama bahwa NGO itu besar dan fokus di bidang lingkungan. Tapi ketika dia mendompleng isu-isu lingkungan, membuat dunia internasinal menjadi terpengaruh," kata anggota DPRD Riau, Tony Hidayat di Pekanbaru, Jumat.
Hal tersebut dikatakannya, menggapi penyataan yang disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi yang menyebut Greenpeace lebih banyak berperan sebagai "marketing agent", dibandingkan sebagai penggiat lingkungan.
Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, akibat ulah organisasi non-pemerintah (NGO) tersebut mengakibatkan kondisi perekonomian di Riau dan Indonesia pada umumnya menjadi tidak sehat serta membuat situasi menjadi tidak kondusif dikalangan dunia usaha.
Sebab di Riau dikenal memiliki dua perusahaan kertas dan bubur kertas berskala nasional yang produknya di ekspor ke luar negeri, kemudian sebagai penghasil minyak sawit mentah (CPO) dengan luas lahan sekitar 2,3 juta hektare serta penghasil minyak dan gas bumi (migas).
Berdasarkan data Bank Indonesia wilayah Riau memasuki semester II tahun 2013 melakukan koreksi terhadap target pertumbuhan ekonomi di Riau tanpa migas di prediksi menjadi 7,7 persen dari kumulatif tahun 2012 sebesar 7,82 persen.
"Lebih baik Greenpeace kita halau saja dan jangan sampai keberadaan mereka di Indonesia membawa iklim yang negatif bagi perekonomian. Apalagi dengan kondisi ekonomi seperti sekarang, dimana rupiah mulai anjlok hampir menyentuh Rp12.000 per dollar AS," katanya.
Bagus Santoso, anggota DPRD Riau dari Partai Amanat Nasional (PAN) menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah agar berlaku arif dan bijaksana dalam kampanye hitam yang dihembuskan oleh Greenpeace.
Selama ini NGO asing lebih seperti agen luar negeri yang mencari kesalahan Indonesia, terutama untuk masalah lingkungan dan pemanasan global yang menjadi isu yang sangat sangat seksi dan bernilai jual tinggi di mata internasioanal.
"Padahal isu-isu tidak jarang lebih menjurus untuk mendeskreditkan produk-produk kehutanan dan perkebunan Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah 'illegal logging' dan bisa dibilang sudah berhasil jika di banding dulu," katanya.
Berita Lainnya
Legislator: Greenpeace Jangan Ganggu Industri di Riau
13 September 2013 22:00 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB