Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bupati Kampar Jefry Noer menjalani profesi baru sebagai dosen mata kuliah Otonomi daerah (Otda) di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Persada Bunda Pekanbaru dengan berbagai pengalaman bai8k sewaktu menjadi anggota DPRD maupun kepala daerah.
Meski sudah terbiasa memberikan mata kuliah umum di sejumlah perguruan tinggi, awalnya Jefry masih nampak canggung. Begitu juga dengan 18 mahasiswa yang kelihatan kikuk setelah mendengar kalau yang mengajar mereka adalah seorang bupati.
Dalam sekejap Jefry Noer bisa mencairkan suasana kaku itu, ia menyampaikan, “Ini absennya kok 20 orang? yang hadir cuma 18 orang. Ada yang suka titip absen ya," guraunya disambut cengar cengir mahasiswa yang hadir.
Guyonan terus dilanjutkannya, "Saya waktu kuliah pernah juga gitu, tapi tenang saja, sama saya nilai tidak susah, yang bagus saya kasi nilai ‘A’, yang jelek ‘D’,” ucapnya membuat ruanga belajar itu bertambah hangat..
Setelah suasana mencair, Jefry mulai mengurai soal apa itu Otda dan persoalan yang ada di seputar produk undang-undang 22 tahun 1999 itu. Sayang, suasana kembali kelihatan kaku, layaknya perkuliahan yang terjadi pada umumnya.
Melihat situasi ini, Jefry kembali mengeluarkan jurus baru. Mantan anggota DPRD Riau ini menyeret cerita Otda tadi ke pengalaman dia selama menjadi Bupati Kampar. “Reformasi telah membuka kesempatan bagi putra daerah bisa menjadi Bupati atau Wali kota. Tapi reformasi juga yang membikin banyak instrumen kebablasan. Saya mengalami itu,” katanya.
Cerita Jefry tentang apa yang terjadi setelah Otda bergulir membuat mahasiswa tadi betah berlama-lama di ruangan itu. Apalagi saat diskusi dan tanyajawab digelar. Tak kurang dari lima mahasiswa yang melontarkan pertanyaan. Mulai dari penganggaran di APBD, hingga dualisme kepemimpinan.
Bak gaya belajar di negara barat, Lantas ada juga yang bertanya soal nilai kepada Jefry. "Bapak ngajar kami tiap Minggu ya pak. Terus kapan Bapak akan membikin soal dan memeriksa lembaran ujian kami? Kan Bapak, Bupati. Pasti sibuk," tanya seorang mahasiswi.
"Waktu saya pasti ada untuk memeriksa ujian dan membikin nilai. Tenang saja. Atau nilainya dikasih sekarang saja," Jefry menantang sembari tertawa. Dan lagi-lagi, para mahasiswa ini tertawa mendengar omongan Jefry tadi.
“Nggak terasa waktu satu setengah jam berlalu. Tadinya saya pikir Pak Jefry orangnya kaku. Eh, ternyata orangnya asyik. Pak Jefry bisa mengelaborasi pengalamannya sebagai Bupati dengan mata kuliah yang dia ajarkan. Bisa pula dia selingi dengan joke-joke yang membikin orang ketawa. Kalau gaya mengajarnya kayak gitu terus, enaklah,” kata salah seorang mahasiswa bertubuh jangkung. Lelaki ini mengaku punya istri seorang guru SMP yang sudah 14 tahun mengajar. (Netty)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB