Kampar Bersiap Menuju Kampung Teknologi Menjahit

id kampar bersiap, menuju kampung, teknologi menjahit

Bangkinang, (Antarariau.com) - Pemkab Kampar ternyata tak hanya berkutat pada pertanian, perikanan dan peternakan untuk menzerokan kemiskinan, pengangguran dan rumah-rumah kumuh akhir 2014 mendatang. Kaum ibu juga sudah diberdayakan untuk mendongkrak pendapatan rumah tangga.

Senin (4/11) 90 orang kaum perempuan yang menjadi angkatan pertama di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Insan Mandiri (BIM) Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu, sudah dinyatakan lulus. Sejak 10 oktober hingga 4 November 2013 mereka dilatih di sana.

Kaum perempuan ini berasal dari Kecamatan Tambang, Siak Hulu dan Perhentian Raja. “Angkatan ke-II yang mulai masuk hari ini juga berjumlah 90 orang. Mereka berasal dari Kecamatan Tambang dan Siak Hulu,” terang Kadis Perindag dan Pasar Kabupaten Kampar, Khairullah Chan di sela-sela acara itu.

Selama 24 hari belajar kata Chan, ibu-ibu ini menjalani tiga kategori. “Teori 48 jam, praktek 136 jam dan dinamika kelompok 8 jam. Jadi selama latihan di PKBM BIM, mereka menghabiskan waktu 192 jam,” ujar Chan merinci.

Para ibu-ibu ini kata Chan tak sekadar menjalani pelatihan. Sebab tahun depan, mereka akan diberdayakan sebagai tenaga handal di desa masing-masing. “Sebab tahun depan kita sudah akan menciptakan desa percontohan di tiap kecamatan. Namanya Kampung Teknologi Menjahit. Di Kecamatan Tambang akan kita pusatkan di Kualu. Lalu di Perhentian Raja akan kita pusatkan di Lubuk Sakat serta di Siak Hulu, di Desa Baru. Insya Allah pas di angkatan ke-V nanti, Kampung Teknologi Menjahit itu sudah jadi,” ujarnya.

Di penutupan pelatihan menjahit angkatan pertama itu, muncul 15 peserta terbaik. Mereka dinilai dari sisi disiplin, kecepatan dan kerapian.

Bupati Kampar Jefry Noer yang kemudian menutup pelatihan PKBM Bina Insan Mandiri angkatan pertama itu mengatakan kalau mesin jahit sudah dipersiapkan di anggaran APBD Kampar tahun depan. “Lantaran mesin itu dibeli dari uang rakyat, tolong dimanfaatkan sebaik-baiknya,” pinta Jefry.

Ibu-ibu yang ikut pelatihan kata Jefry, tujuannya untuk mencari uang. Menambah pendapatan keluarga. Sebab mereka dilatih ala garmen. Artinya, para ibu-ibu ini tak diajari secara menjahit secara utuh. Tapi justru berkelompok. Satu kelompok enam orang. Ada yang khusus menjahit lengan, badan, krah, obras dan kancing.

Kalau mau mahir kata Jefry, para ibu-ibu boleh datang magang ke tempat pelatihan itu. “Saat magang ibu-ibu sudah dapat duit. Tergantung berapa hasil jahitannya. Selama magang inilah ibu-ibu berupaya gimana caranya supaya bisa mahir membikin baju,” katanya.