Kampar Bekali Ibu-Ibu Pelatihan Menjahit

id kampar bekali, ibu-ibu pelatihan menjahit

Bangkinang, (Antarariau.com) - Sekelumit pantun meluncur lancar dari mulut seorang ibu saat didaulat memberikan sambutan.

Dari pada mengumpulkan topi

Lebih baik mengumpulkan sandal jepit

Dari pada ngerumpi

Lebih baik kita menjahitttt!!!!

Desrianti, nama ibu itu. Dia adalah satu dari 90 orang perempuan peserta pelatihan menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Insan Mandiri (BIM) Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu, yang didaulat menyampaikan kesan selama 24 hari mereka menjalani pelatihan di sana.

“Dulu kami tahunya dijahit, Pak. Sekarang kami sudah pandai menjahit. Alhamdulillah terima kasih banyak. Memang sih, pelatihan ini tidak segampang ngerumpi. Dan justru karena kegiatan inilah pada akhirnya membikin kami jadi lupa untuk ngerumpi,” kata warga Desa Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu ini. Gaya bicaranya yang apa adanya membikin semua hadirin tertawa. Tak terkecuali Bupati Kampar Jefry Noer, Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono, Ka Kejari Bangkinang Willy Ade Chaidir dan Dandim 0301 Kampar Letkol Asep Dedi Darnadi di Bangkinang, Senin.

Suara perempuan ini sontak berubah sedikit serak saat dia cerita tentang bagaimana mereka saban hari pergi dan pulang ke rumah masing-masing dari tempat pelatihan yang juga komplek agrowisata Tiga Dara itu.

“Pagi kami meninggalkan suami dan anak-anak. Sore baru kembali ke rumah. Kadang kami harus menerobos hujan dalam perjalanan. Tapi kami nikmati Pak Bupati, sebab dalam benak kami harus bisa maju lewat pelatihan ini. Makanya selama pelatihan tak pernah absen, Pak. Mudah-mudahan setelah pulang ke desa masing-masing ada tindak lanjut dari Pemkab Kampar untuk membantu mesin jahit,” pintanya.

Bupati Kampar Jefry Noer yang kemudian menutup pelatihan PKBM Bina Insan Mandiri angkatan pertama itu mengatakan kalau mesin jahit sudah dipersiapkan di anggaran APBD Kampar tahun depan. “Lantaran mesin itu dibeli dari uang rakyat, tolong dimanfaatkan sebaik-baiknya,” pinta Jefry.

Ibu-ibu yang ikut pelatihan kata Jefry, tujuannya untuk mencari uang. Menambah pendapatan keluarga. Sebab mereka dilatih ala garmen. Artinya, para ibu-ibu ini tak diajari secara menjahit secara utuh. Tapi justru berkelompok. Satu kelompok enam orang. Ada yang khusus menjahit lengan, badan, krah, obras dan kancing.

Kalau mau mahir kata Jefry, para ibu-ibu boleh datang magang ke tempat pelatihan itu. “Saat magang ibu-ibu sudah dapat duit. Tergantung berapa hasil jahitannya. Selama magang inilah ibu-ibu berupaya gimana caranya supaya bisa mahir membikin baju,” katanya.

Nanti kalau mesin sudah ada kata Jefry, akan dibentuk semacam inti dan plasma. Inti itu kata Jefry adalah tukang cari order untuk para alumni. Inti juga menjadi quality control. Dan plasma adalah ibu-ibu yang memproduksi orderan itu. “Insya Allah kelak ibu-ibu tak putus permintaan,” Jefry meyakinkan.

Sebelum membuka secara resmi pelatihan PKBM BIM angkatan II, Jefry berpesan agar ibu-ibu tetap taat kepada suami. “Kalau bisa justru lebih ditingkatkan. Jangan nanti setelah ibu-ibu sudah punya uang dari hasil menjahit, pelayanan kepada suami malah berkurang. Nanti suami-suami ibu-ibu protes ke saya, lho,” ujar Jefry sembari tertawa.