Bangkinang, (antarariau.com) - Bupati Kampar Jefry Noer memaparkan bahwa peserta didik yang akan belajar di Pusat Teknologi Produksi Induk Benih Bibit Unggul (PTB IBBU) harus jadi hafizh Al-Qur'an setelah tamat.
“Malamnya anak-anak belajar al-quran. Begitulah pola yang kita terapkan di sana. Jadi, selain mereka piawai soal teknologi, mereka juga akan hafidz quran. Sebab untuk SMP saja musti hafidz 17 juz dan SMA 21 juz,” kata Bupati Kampar, Jefry Noer (JN) saat memaparkan konsep kawasan itu di hadapan sejumlah kepala SKPD, tokoh agama dan mahasiswa.
Konsep PTP-IBBU hasil kerjasama Pemkab Kampar, BPPT dan Ciputra ini bukan konsep kekinian. Tapi konsep Kampar ke depan.
“Kita musti bisa mengembalikan kejayaan yang pernah ada. Jadi PTP-IBBU ini jangan kita bikin lokalan. Tapi go internasional. Komplek ini musti terkenal hingga ke mancanegara dan bisa menjadi objek studi banding,” JN berharap.
Pemkab Kampar sudah membikin disain sekolah wira usaha ini di atas lahan seluas 142 hektar. Selain sekolah level SD hingga SMA, di sana juga bakal ada universitas, laboratorium, balai diklat, outbound, kolam pancing dan tempat ibadah.
Lokasi Induk Benih Bibit Unggul (IBBU), budidaya perikanan, perkebunan, peternakan dan pertanian juga ada. Dari lahan-lahan inilah kelak para siswa bisa menghasilkan duit. Sebab pola belajar di Pusat Teknologi Produksi (PTP)-IBBU ini, pelajaran teori siswa hanya 30 persen. Sisanya praktek lapangan.
Bahasa yang dipelajari oleh siswa di sini kata JN juga tak hanya bahasa inggris, tapi juga mandarin dan arab. Puncak dari keinginan sekolah ini adalah bagaimana jebolan-jebolan sekolah ini tak kepikiran lagi untuk menjadi pegawai negeri. Sebab dari wira usaha mereka sudah mapan.
Kelak saat siswa yang sekolah di sini sudah tamat SMA, maka mereka bisa melanjutkan pendidikan ke universitas yang kelak dibangun di komplek itu. “Yang bakal menimba ilmu di sini kelak bisa mencapai 20 ribuan orang. Lantaran itu saya berharap semua yang terkait dengan program ini musti bisa bahu membahu mewujudkan kawasan ini hingga muncul menjadi kawasan pendidikan terbaik di Riau,” pinta JN.
Satu hal yang diingatkan JN, bahwa optimisme kalau kawasan ini akan segera terwujud, musti ada. “Jangan pernah pesimis dengan apa yang akan dilakukan. Sebab di dunia ini tak ada yang tak mungkin. Memang, bisa jadi prosesnya berlangsung lama. Tapi minimal kita sudah punya mimpi yang musti kita wujudkan,” katanya.
Keinginan JN untuk mewujudkan kawasan tadi sebenarnya tak lepas dari program lima pilar yang kini sedang dia jalankan. Menjadikan masyarakat Kampar mandiri dalam lingkaran ekonomi yang mumpuni adalah muaranya.
Selain itu, JN sebenarnya kecewa dengan Sekolah Unggulan Terpadu (SUT) yang pernah berjalan di kawasan kantor bupati lama. Sebab konsep sekolah itu lari dari tujuan utama. “Itu bukan SUT namanya. SUT itu kan musti punya lokasi praktek. Pola belajarnya musti 70:30,” ujarnya.
Berita Lainnya
Himaprostpek UNRI kenalkan pengetahuan kimia pada peserta didik
28 September 2022 12:32 WIB
Tenaga pendidik dan peserta didik harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi
01 August 2022 15:28 WIB
Pemkab Siak terima kunjungan 25 peserta didik Lemhannas RI Angkatan 63
06 April 2022 19:39 WIB
Sebanyak 21.858 siswa daftar seleksi nasional peserta didik baru madrasah
26 February 2022 10:30 WIB
Menyambut aktivitas penerimaan peserta didik baru 2021
03 June 2021 11:54 WIB
Pekanbaru bersiap untuk penerimaan peserta didik baru, begini penjelasannya
20 May 2021 7:29 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim sebut risiko peserta didik terinfeksi COVID-19 lebih rendah
18 March 2021 15:35 WIB
Kemendikbud keluarkan aturan baru dalam Penerimaan Peserta Didik Baru 2019
25 January 2019 11:44 WIB