Jefry Minta Bawang Merah Siswanto Diselamatkan

id jefry minta, bawang merah, siswanto diselamatkan

Jefry Minta Bawang Merah Siswanto Diselamatkan

Kampar Kiri, (Antarariau.com) - Bupati Kampar Jefry Noer meninjau tanaman bawang merah, milik Siswanto (54) seluas satu hektar Rabu (11/12/2013) siang di Desa Kayu Jangkar Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

Siswanto adalah satu-satunya petani yang langsung berani menanam bawang merah hampir satu hektar, di luar pilot project bawang merah yang ada di Desa Sei Geringging Kecamatan Kampar Kiri. Lelaki ini tak langsung menanami lahan yang hampir satu hektar tadi, namun dijadikannya menjadi dua tahap.

Saat dikunjungi Jefry Rabu siang kemarin, separuh lahan itu dijejali bawang merah berumur satu bulan. Sementara sisanya baru berumur dua minggu. ''Secara kwantitas, luasan tanaman ini tak sampai satu hektar. Itu lantaran saya menanam bawang itu di jaluran. Semua jaluran berjumlah 76 jalur. Bibit yang sudah habis untuk lahan seluas ini mencapai 1,5 ton,'' katanya.

Bupati yang ditemani Pietrah M Paloh, seorang pegiat film yang kebetulan bertandang ke Pekanbaru Rabu siang kemarin, teraut diwajah Siswanto rona sedih. Pasalnya, tanaman bawang merah (Allium cepa) varietas Bima yang dia tanam sebulan lalu digenangi air hujan yang mengguyur Sungai Potai Desa Kayu Jangkar Kecamatan Kampar Kiri Hilir, semalaman.

Genangan itu tak dia biarkan berlama-lama, mesin penyedot air yang jauh-jauh hari sudah dia siapkan, segera digeber untuk menyedot air itu. ''Hujan yang turun semalaman luar biasa. Sampai-sampai tanaman ini tergenang,'' katanya kepada Bupati Kampar Jefry Noer yang datang melongok tanaman bawang merah seluas hampir satu hektar itu.

Meski tergenang sebentar, luapan air itu ternyata langsung berdampak. Dedaunan bawang merah yang sempat tergenang itu spontan berubah warna. Tak lagi menghijau. Mestinya tanaman bawang ini tak boleh tergenang. Bawang sangat butuh air, tapi tak boleh berlebihan, kata Jefry sembari mengamati pohon bawang merah yang terkena dampak banjir dadakan itu.

Lantaran butuh penanganan yang cukup serius, Jefry langsung menelepon Kadis Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kampar, Cokroaminoto untuk segera menangani bawang merah korban banjir dadakan itu.

''Tolong segera berkoordinasi dengan Dewan Bawang Merah Nasional (DBMN) untuk segera mengatasi persoalan itu,'' pinta Jefry di ujung telepon.

Hanya sekitar satu jam, Lukman, pengawas lapangan bawang merah Desa Sei Geringging sudah sampai di lahan bawang milik Siswanto. ''Disitu mendapat telepon dari Bupati Kampar, kami langsung bergerak cepat untuk segera mengantisipasi persoalan bawang merah di Sungai Potai itu,'' kata Cokroaminoto melalui sambungan telepon.

Lukman yang menjadi perwakilan DBMN di Kampar ini langsung mengamati tanaman bawang itu. ''Masih sangat banyak yang bisa kita selamatkan. Masih ada sekitar 70 persen. Kami akan segera melakukan penyemprotan fungisida untuk mengantisipasi penjalaran jamur dari bawang yang sakit akibat banjir dadakan itu. yang pasti, umbi bawang masih bisa terselamatkanlah,'' kata Lukman.

Meski ngenes melihat kondisi bawang milik Siswanto itu, Jefry masih punya harapan besar kalau usaha yang dibuat oleh Siswanto bakal berbuah hasil.''Dalam berusaha, ada kalanya berhasil dan ada yang tidak. Tapi minimal, Siswanto sudah punya pengalaman lebih dibanding petani lain yang belum mencoba bertanam bawang merah. Nanti pada siklus kedua, Insya Allah Siswanto tentu akan lebih berhati-hati lagi, khususnya soal saat menanam dan merawat bawang merah itu. Sebab dia sudah punya pengalaman dari siklus pertama yang bertanam bawang pada kondisi cuaca yang ekstrim,'' kata Jefry.

Sebelumnya, Siswanto sudah pernah bertanam bawang merah di kawasan Pandau Jaya. Namun luasan tanaman bawang itu hanya sekitar 2000 meter persegi. Lahan yang dia pakaipun tak seekstrim lahan yang dia usahai sekarang.