Pemkab Kampar Kritisi Pemanfaatan SDA

id pemkab kampar, kritisi pemanfaatan sda

Pemkab Kampar Kritisi Pemanfaatan SDA

Bangkinang, (Antarariau.com) - Pemkab Kampar, Provinsi Riau mengritisi pemanfaatan potensi sumber daya air yang menjadi permasalahan di berbagai daerah dengan melaksanakan rapat koordiansi, sosialisasi dan fasilitasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) di Altha hotel Bangkinang pada Kamis, (12/12) yang diselengggarakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera III dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kampar.

Kepala Bappeda Kabupaten Kampar Azwan saat membuka acara mengatakan terjadinya banjir disebabkan rusaknya ekosistem penyangga air dan lingkungan, namun fungsi strategis air sampai saat ini belum tergantikan akan pemenuhan kebutuhan vital tersebut.

Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dicanangkan oleh Presiden RI bersama para menteri anggota TKPSDA, Gubernur, Bupati, Walikota, Akamedisi, Dunia Usaha, LSM dan Tokoh Masyarakat lainnya, pada tanggal 28 April 2005 di Istana Negara, adalah suatu gerakan untuk mendorong semua pihak dan menterpadukan tindak dari berbagai sektor, wilayah dan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air.

Dengan maksud penyelamatan wilayah sungai yang mulai semakin kritis terhadap sumber air sehingga sangat diperlukan suatu informasi yaitu tentang Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) kepada masyarakat luas melalui kegiatan non-fisik dengan melakukan sosialisasi serta konservasi dengan penanaman pohon penghijauan di sekitar bantaran bangunan sungai bersama-sama dengan masyarakat agar hal ini dapat menjadi suatu kegiatan kepedulian kebersamaan dalam rangka penyelamatan lingkungan.

Ia mengatakan bahwa Kabupaten Kampar merupakan ssalah satu Daerah yang menjadi pilot projek dalam kegiatan ini tepatnya Kecamatan XIII Koto Kampar dan merupakan salah daearah Prioritas Pemerintah Propinsi Riau Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) oleh sebab itu Pemkab Kampar siap untuk bekerjasama dan berkoordinasi dalam dalam mencegah dan mengurangi keadaan yang telah mencapai tingkat yang kritis dimana banyak sekali kejadian longsor dan sedimentasi yang tinggi.

Selain itu beberapa hal yang menyebabkan kondisi seperti diatas dapat terjadi dari adanya pertambahan penduduk, industry dan pembangunan ekonomi yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA), penataan ruang dan alih fungsi lahan, Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semakin meningkat, kualitas air yang sangat merosot akibat pencemaran serta pemanfaatan Sumber Daya Air yang tidak efisien dan adil akibat dari penggunaan air yang masih boros baik untuk irigasi, industry maupun untuk rumah tangga.

Oleh sebab itu tambah Azwan pelu bebrapa langkah yang harus segera diambil yakni dengan penataan ruang, pembangunan visi pertanahan dan pendudukan, rehabilitas hutan dan lahan serta konservasu Sumber Daya Air, pengendalian daya rusak air, penghematan penggunaan dan pengelolaan permintaan air serta pendayagunaan Sumber daya air secara adil, efisien dan berkelanjutan.

“Dengan adnaya gerakan ini kita berharap fungsi air yang sanagat strtegis ini tidak rusak oleh adanya berbagi efek dari pembangunan dan kemajuan zaman, nbamun tetap memperhatikan kondisi yang tetp memlihara secara kontiniutas terhadap kulaitas air” Tambah Azwan.

Sementara itu Panitia pelaksanan Balai Wilayah Sungai Sumatera III dari BKSDA Riau Fauzi Idris mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adlah untuk menyusun strategi penanganan konservasi lahan dan air dikawasan DAS/sub DAS dengan mengintegrasikan peran stake holder lintas sector, lintas wilayah, masyarakat dan swasta," Sehingga target yang ditetapkan yakni tersebarnya informasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) kepada seluruh komponen masyarakat dan pemerintahan sehingga berhasilguna dan berdaya guna bagi kelangsungan Sumber Dayua Air yang menjadi titipan dari anak dan cucu kita,"terangnya.