BPPKP Kampar Jalin Kerjasama Dengan Rumah Kemasan Bandung

id bppkp kampar, jalin kerjasama, dengan rumah, kemasan bandung

Bangkinang, (Antarariau.com) - Untuk membantu masyarakat pemiliki usaha kecil menengah dan usaha rumah tangga dalam sistem packaging atau pengemasan hasil produksi sehingga menarik dan diterima pada pasar-pasar yang lebih baik seperti di mol/supermarket, maka Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BPPKP) lakukan kerjasama dengan Rumah Kemasan Jawa Barat yang memiliki keunggulan dibidang ketahanan pangan.

Begitu dikatakan Ketua TP-PKK Kabupaten Kampar Hj. Eva Yuliana Jefry saat melakukan study banding ke Rumah Kemasan di Kota Bandung, Kamis (5/12).

"Banyaknya hasil olahan masakan masyarakat di Kabupaten Kampar yang tidak dapat dipasarkan, maupun bersaing di supermarket disebabkan karena belum bisa membuat konsumen tertarik baik dari segi rasa maupun tampilan kemasan produk yang akan dijual, untuk itu perlu dibuat inovasi tentunya dari berbagai sumber untuk peningkatan kualitas produksi,"Jelas Eva.

Eva mengatakan, dengan dilakukan studi lapangan ini, diharapkan para pemenang lomba cipta menu berimbang beragam bergizi seimbang aman dan halal (B2SAH) tahun 2013 yang juga diikut sertakan pada kali ini dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya, baik itu dari segi pengolahan makanan maupun pengemasan untuk dibawa pulang sebagai modal untuk dikembangkan didaerah kita

" Yang lebih penting lagi, kita semua harus mendukung dengan sepenuh hati keinginan pemerintah kita untuk mewujudkan 3 zero, artinya kita harus mengepung kemiskinan dari seluruh lini,"ungkapnya

" Yang dapat dimulai dari peningkatan sumber pendapatan keluarga tidak hanya dihasilkan oleh kepala rumah tangga, tetapi juga di topang oleh anggota keluarga lainnya dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk kegiatan budidaya pangan lokal, sehingga dengan cara ini minimal untuk mengurangi pengeluaran keluarga, dan lebih dari itu dapat pula meningkatkan pendapatan" ujar Eva.

Sementara itu Kepala BPPKP Kabupaten Kampar, Aliman Makmur, mengatakan, secara Nasional, Indonesia, dihadapkan pada masalah besar yaitu adanya kebiasaan masyarakat mengkonsumsi pangan yang bahan bakunya berasal dari trigu padahal trigu tersebut sampai saat ini semuanya masih diimport, disisi lain gandum/trigu tersebut masih dapat disubstitusi dangan tanaman lokal yang mengandung nabati seperti ubi, ketela.

"Dilakukannya study lapangan ke Propinsi Jawa Barat karena daerah ini merupakan propinsi yang sukses dalam menggerakkan masyarakatnya untuk pemanfaatan pekarangan untuk tanaman lokal. Juga telah berhasil mengembangkan tanaman lokal gayong, ubi yang diolah menjadi tepung dan selanjutnya diolah menjadi roti dan mie. Selain itu produk pangan lokal mereka telah dikemas dengan baik sudah mampu bersaing di pasar-pasar supermarket,"jelasnya.