Perambahan Tesso Nilo Belum Jadi Perhatian di 2013

id perambahan tesso nilo belum jadi perhatian di 2013

Perambahan Tesso Nilo Belum Jadi Perhatian di 2013

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Guru Besar Lingkungan Hidup Universitas Riau menyatakan perambahan yang terjadi di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang dikelola secara kolaboratif Balai TNTN serta "World Wildlife Fund for Nature" belum jadi perhatian di tahun 2013.

"Masalah perambahan yang kurang mendapat perhatian nasional karena secara langsung tidak dirasakan manfaat dari keadaan TNTN bagi mereka. Bagi kita di Riau yang peduli tehadap lingkungan, menjadi masalah besar," ujar Guru Besar Lingkungan Hidup UNRI Prof Adnan Kasri di Pekanbaru, Selasa.

Sebab, lanjutnya, TNTN yang memiliki hutan seluas 83.068 hektare yang ditetapkan pemerintah tahun 2009 merupakan ikon bagi daerah tropis yang alami dan kaya sumber daya hayati baik tumbuhan maupun hewan.

Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 2004 mempublikasikan ditemukannya 360 jenis tumbuhan vascular/pohon yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku yang masih dijumpai, namun populasinya dalam kondisi mengkhawatirkan.

Ditemukan juga 82 jenis tumbuhan obat yang selama ini dimanfaatkan untuk mengatasi 38 macam penyakit, 644 jenis serangga, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia termasuk harimau Sumatera dan gajah Sumatera, 3 jenis primata, 14 jenis ektoparasit dan 50 jenis ikan serta 33 jenis herpetofauna.

Kekayaan sumber hayati di TNTN itu tidak jelas nasibnya, setelah dirambah oleh perambah liar yang kemudian dijadikan perkebunan sawit dan karet liar dan kondisi tersebut marak terjadi sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang.

"Seharusnya tahun 2014 masalah perambahan di TNTN diangkat jadi masalah nasional. Sebab, tidak bisa lagi dalam tataran lokal seperti yang sudah kita lihat. Baik pemerintah daerah baru-baru ini saja ada perhatian ke TNTN, apalagi anggota DPR daerah pemilihan Riau," katanya.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan telah menunjuk organisasi pecinta lingkungan WWF berada di Tesso Nilo sejak 2004 dan mengelola hutan secara kolaboratif bersama Balai TNTN.

Berdasarkan analisis citra landsat tahun 2000, luas hutan di Tesso Nilo serta hutan produksi terbatas yang kemudian dijadikan areal perluasan TNTN, tutupan hutan masih mencapai 75.335 hektare.

Data Balai TNTN menyebutkan total luas kawasan hutan TNTN yang semula 83.068 hektare, kini hanya tinggal 28.375 hektare.

Dengan kata lain deforestasi yang terjadi sekitar 54.693 hektare atau 65,83 persen dan telah beralih fungsi.