Udara Riau Mulai Memburuk Akibat Kebakaran Lahan

id udara riau, mulai memburuk, akibat kebakaran lahan

Udara Riau Mulai Memburuk Akibat Kebakaran Lahan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan kualitas udara di sejumlah daerah di daerah itu menunjukan indikasi memburuk karena dampak polusi asap sisa kebakaran lahan dan hutan.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Riau Diwani, di Pekanbaru, Senin, mengatakan kualitas udara dalam kondisi buruk terjadi di Kabupaten Siak berdasarkan pantauan indeks standar pencemaran udara (ISPU).

"ISPU di Siak menunjukan angka 200 PSI (pollutant standard index-red.) yang menandakan udara sudah masuk dalam kondisi tidak sehat," katanya.

Dengan kondisi tersebut, Dinas Kesehatan menyarankan pemerintah setempat mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar ruangan dan apabila terpaksa harus mengenakan masker. Selain itu, disarankan agar aktivitas siswa di sekolah khususnya SD dikurangi.

Ia mengatakan udara Kota Pekanbaru berdasarkan pencatatan ISPU menunjukan angka 92 PSI yang berarti kualitas udara dalam kondisi sedang. Kualitas udara dikatakan tidak sehat apabila ISPU sudah menunjukan angka 100-200 atau "bendera kuning".

"Kondisi udara di Pekanbaru dalam ambang batas menuju tidak sehat," katanya.

Ia mengatakan, Dinas Kesehatan Riau secara rutin mendapat laporan angka ISPU dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau. Laporan tersebut kemudian ditelaah oleh Dinas Kesehatan untuk menentukan kategori kualitas udara.

BLH sendiri masih berpatokan pada alat ISPU milik perusahaan swasta, khususnya di daerah Duri, Kabupaten Bengkalis dan Minas, Kabupaten Siak. Alat ISPU milik pemerintah baru ada di Kota Pekanbaru.

Sedangkan untuk daerah yang terdapat kebakaran lahan cukup besar seperti di Kabupaten Kepulauan Meranti belum bisa terpantau karena tidak ada alat indikator ISPU.

Berdasarkan pantauan sejumlah daerah di Pekanbaru seperti di Kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan Tampan pada pagi hari masih diselimuti asap pekat. Hanya saja, asap makin terlihat menipis saat siang.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, jumlah titik panas dari pantauan satelit NOAA 18 terakhir pada Minggu (9/2) menunjukkan di Sumatera sebanyak 18 titik.