Mahasiswa Riau Demonstrasi Kritisi Jokowi Di UN

id mahasiswa riau, demonstrasi kritisi, jokowi di un

Mahasiswa Riau Demonstrasi Kritisi Jokowi Di UN

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Puluhan mahasiswa Universitas Riau berunjuk rasa untuk mengkritisi dugaan politisasi pendidikan terkait munculnya profil bakal calon presiden Joko Widodo atau Jokowi di soal Ujian Nasional (UN) 2014.

Mahasiswa Universitas Riau dengan mengenakan almamater warna biru muda menggelar orasi lengkap dengan spanduk dan poster bertuliskan kecaman terhadap politisasi dalam soal UN, di depan kantor Gubernur Riau di jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Rabu. Salah satu poster bahkan dengan tegas menuliskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh, harus mundur dari jabatannya untuk mempertanggungjawabkan kasus tersebut.

"Aksi ini tidak ada dorongan dari partai politik. Ini adalah bentuk keprihatinan kita karena kuat dugaan ada politisasi dalam soal UN yang menggiring opini siswa secara tidak langsung dan mendoktrin untuk mencitrakan sosok tertentu," kata Presiden BEM Universitas Riau, Zulfa Hendri.

Mahasiswa juga mengkritisi pernyatakaan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim, yang pada Selasa lalu (15/4) menyatakan munculnya soal Jokowi tidak ada unsur politis dan sudah dibuat jauh sebelum yang bersangkutan diusung PDI-P sebagai bakal calon presiden.

"Kita tidak kritik Jokowi-nya, tapi sistem di Kemendikbud yang diduga ada motif terselubung karena pembuatan soal ini bukan proses yang sembarangan dan kami menduga ada motif politik tertentu," katanya.

Mahasiswa menduga soal itu sengaja didesain untuk mendoktrin siswa peserta UN yang termasuk dalam pemilih pemula dalam Pemilu Presiden tahun ini. Mahasiswa menyayangkan belum adanya tindakan tegas dari pemerintah terhadap kasus ini.

Ia mengatakan, kemunculan profil Jokowi dalam soal UN bisa saja sengaja disusupi yang bisa menguntungkan salah satu pihak dalam dalam Pemilu Presiden nanti.

Zulfa Hendri menilai, seharusnya profil sosok yang dimunculkan dalam soal UN merupakan pahlawan nasional yang semasa hidupnya terjamin integritasnya, bukan sosok politisi yang masih hidup apalagi calon presiden.

"Lebih baik mengangkat sosok Bung Hatta, salah satu proklamator Indonesia, yang dari hidup sampai mati memang sudah bagus. Jangan sosok yang masih hidup dibilang jujur, karena kita tidak tahu bisa saja dua hari setelahnya bisa berubah drastis," ujar Zulfa.

Seperti diketahui, penyelenggaraan UN SMA sederajat hari pertama, Senin (14/4) pada soal Bahasa Indonesia muncul soal tentang profil tentang Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jokowi disebut sebagai sosok yang jujur dan rajin "blusukan" ke tengah masyarakat.

"Usut tuntas politisasi pembuatan soal UN 2014," tegasnya.