Petani Bawang Kampar Kembali Panen

id petani, bawang kampar, kembali panen

 Petani Bawang Kampar Kembali Panen

Bangkinang, (Antarariau.com) - Dua pekan lagi Bahri dan lima temannya sudah akan menikmati hasil panen bawang merah yang kini sudah berumur 45 hari. Bawang merah varietas Bima itu mereka tanam di lahan bekas persawahan di hulu komplek pilot project bawang merah Desa Geringging Kecamatan Kampar Kiri.

“Alhamdulillah bawang yang kami tanam tumbuh normal, meski kami harus repot menyemprot saban tiga hari untuk mempertahankan hijauan daun. Dan kami juga musti ronda mengusir hama babi yang sudah mulai datang,” kata lelaki 35 tahun ini di saung kecil yang sengaja di bangun di bibir lahan seluas dua hektar itu Minggu sore (20/4).

Cerita ayah dua anak ini, tanaman bawang merah seluas dua hektar tadi milik enam orang. Mereka tergabung dalam kelompok Tani Jaya. Bahri sendiri menjadi ketuanya. “Duit yang kami habiskan untuk tiap seperempat hektar tanaman bawang merah ini mencapai Rp 26 juta. Pengeluaran itu hingga panen nanti,” katanya.

Dari kondisi tanaman bawang merah itu, Bahri yakin bisa menghasilkan sekitar 15 ton basah bawang merah per hektar. Ini sama dengan 12 ton kering. Sebab penyusutan bawang merah dari basah menjadi kering mencapai 30 persen. Keyakinan itu muncul saat Bahri melihat siung yang muncul dari sebutir bibit bawang merah yang ditanam cukup banyak. Ada yang mencapai 15 siung.

Jika satu orang anggota punya seperempat hektar, maka hasil yang didapat per anggota adalah 3 ton. Ini berarti, tiap anggota akan mendapat duit sekitar Rp 60 juta kalau bawang merah itu dijual Rp 20 ribu per kilogram. Kurang saja hasil penjualan itu dengan modal yang Rp 26 juta tadi. Maka tiap anggota akan mengantongi duit bersih Rp 34 juta dalam tempo dua bulan. Sebab siklus tanaman bawang merah itu paling lama 60 hari.

Kelompok Jaya Bersama dan kelompok dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga akan menyusul panen. Sebab saat ini umur tanaman bawang merah dua kelompok ini sudah 31 hari dan 19 hari. Hasil yang bakal didapat oleh dua kelompok ini tak jauh beda dengan milik kelompok Tani Jaya.

Sebab kata perwakilan Dewan Bawang Merah Nasional (DBMN) Lukman, pertumbuhan bawang milik dua kelompok tadi normal. Kelompk Jaya bersama punya 2 hektar, sementara kelompok dari Dinas Pertanian 1 hektar. Mereka menanam bawang merah itu dekat komplek pilot project bawang merah persis di seberang kantor Kepala Desa Sei Geringging.

Di pojok lahan dua kelompok ini, kelompok Maju Jaya justru baru akan menanam seluas 2 hektar. “Hari ini mereka baru mulai menanam. Kebetulan pengajuan pinjaman modal mereka, terlambat cair,” cerita Lukman yang akrab disapa Uuk itu.

Hanya saja, kelompok Bawang Merah Warga (BMW) harus menelan pil pahit lantaran satu hektar tanaman bawang merah yang mereka tanam di perbukitan Desa Sei Geringging, sekitar 2,5 kilometer dari komplek pilot project bawang merah itu, bisa dibilang gagal total.

“Tak ada lagi yang bisa diharapkan dari sana. Sebab semua daun bawang sudah gosong. Kami sudah berusaha menyiram pagi dan sore. Tapi kemarau yang terlalu membuat kami kalah,” cerita Dasim, ketua kelompok BMW itu.

Untung saja satu hektar lagi yang ditanam dekat komplek pilot project, pertumbuhannya bisa seperti milik kelompok Tani Jaya. “Yang gagal total tadi sudah akan kami tanami dengan cabai rawit. Sekarang bibit cabai itu sudah berumur 14 hari. Kami musti alih tanaman supaya bisa menutupi hutang,” ujar Dasim.

Bupati Kampar Jefry Noer minta supaya kelompok yang BMW tidak segera patah arang. Sebab yang namanya usaha pasti ada yang berhasil dan ada yang tidak. Kegigihan kelompok BMW ini justru dipuji Jefry. “Mereka sudah berusaha keras. Namun gagal. Itu lebih baik dari pada tidak melakukan sama sekali. Dari kegagalan tadi, mereka sudah punya pengalaman untuk bertanam bawang yang lebih baik lagi,” katanya. (Adv)