Ucapan "Kotor" Gubernur Riau Picu Demonstrasi Mahasiswa

id ucapan kotor, gubernur riau, picu demonstrasi mahasiswa

Ucapan "Kotor" Gubernur Riau Picu Demonstrasi Mahasiswa

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Riau (AMR) menggelar aksi unjuk rasa yang mengecam perkataan kotor Gubernur Riau Annas Maamun di Pekanbaru, Selasa.

Dengan membawa spanduk bertuliskan desakan agar Gubernur Riau meminta maaf kepada masyarakat Riau, mahasiswa berorasi di depan kantor Gubernur Riau di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.

Koordinator aksi, Muhamad Riayanto mengatakan aksi tersebut untuk mengecam tindakan Gubernur Riau Annas Maamun, yang selaku pejabat publik, telah mengeluarkan kata-kata kotor makian kepada seorang jurnalis saat dikonfirmasi terkait dugaan nepotisme di tubuh Pemprov Riau.

"Gubernur Riau Annas Maamun harus meminta maaf karena sangat tidak patut seorang pejabat publik mengeluarkan kata-kata tidak senonoh," ujarnya.

Menurut mahasiswa, Annas Maamun yang baru sekitar tiga bulan menjadi Gubernur Riau harus menjaga etika karena dirinya juga otomatis membawa citra seluruh masyarakat Riau. Apalagi, ia mengatakan Riau selama ini dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi adat Melayu dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Ia mengatakan, sebagai mahasiswa merasa malu karena tindakan pemimpin yang dinilai tidak memberikan contoh yang sepatutnya.

"Kini ucapan yang tak sesuai dengan kebudayaan Melayu Riau itu sudah menyebar ke seluruh Indonesia, kita malu dibuatnya," kata Muhamad Riayanto.

Umpatan tidak senonoh Gubernur Riau Annas Maamun kini memang menjadi sorotan karena rekaman suaranya tersebar luas melalui berbagai perangkat elektronik dan media sosial khususnya di Pekanbaru. Peristiwa memalukan itu terjadi saat Annas Maamun diwawancari jurnalis di Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau di Pekanbaru pada pekan lalu.

Seorang wartawan online Bertuah.com bernama Syawal menanyakan terkait dugaan nepotisme Sang Gubernur Riau yang mengangkat tiga anak kandung, menantu dan adik iparnya sebagai pejabat di Pemprov Riau, yang oleh sebagian aktivis merupakan upaya membangun dinasti di Riau.

Annas Maamun justru marah kepada wartawan dan berujung pada makian dengan kalimat kotor.

"Dinasti-dinasti pantek, itu merupakan kata-kata yang sangat tidak sopan karena dalam bahasa Minang artinya kelamin perempuan," kata Riayanto mengutip perkataan Annas Maamun kepada media sekaligus mengartikan kata kotor itu.

Dalam masa jabatannya yang tergolong masih sangat muda, Annas Maamun yang berumur 74 tahun sudah memiliki sejarah buruk dalam memperlakuan jurnalis di Pekanbaru.

Sebelumnya pada awal April ini, Annas Maamun juga mengusir wartawan senior Kompas Syahnan Rangkuti ketika ingin mengonfirmasi terkait penilaian gubernur mengangkat anak dan menantunya sebagai pejabat.