Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi restu kepada pemerintah daerah terutama yang ada di Provinsi Riau untuk turut terlibat dalam mengelola ladang minyak Blok Siak yang masih mampu memproduksi 2.000 barel per hari.
"Secara lisan, wakil menteri ESDM sudah setuju. Kini kita tinggal tunggu surat dari menteri ESDM," ujar Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman kepada wartawan di Pekanbaru, Kamis.
Pada Rabu (23/4), wakil gubernur Riau bersama beberapa kepala daerah di provinsi tersebut menemui Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo di Jakarta untuk membicarakan peran daerah dalam mengelola sektor minyak dan gas bumi (migas) terutama Blok Siak.
Seperti diketahui, PT Pertamina ditunjuk pemerintah untuk mengelola dua ladang minyak sekaligus yakni Blok Siak dari PT Chevron Pacific Indonesia serta Blok Kampar dari tangan PT Medco EP Indonesia pada 27 November 2013.
Wagub Riau mengatakan, untuk selanjutnya pihaknya akan melakukan konsolidasi di internal bersama empat bupati yang daerahnya berada dikawasan Blok Siak, termasuk pembahasan bentuk pola kerjasama badan usaha milik daerah dengan PT Pertamina.
"Ini kan business to business B, ya. Jadi, tergantung dari kemampuan kita. Kalau kita ingin mendapatkan porsi lebih banyak, tentu kita harus siap juga dengan persyaratan menyangkut finansial. Itu yang paling utama," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan kabupaten terkait di Riau untuk mengetahui berapa besaran persentase yang ditanam sebagai modal yang diajukan dari masing-masing daerah.
"Kita akan duduk bersama, untuk membhas bagaimana porsinya. Kemudian dari hasil pertemuan dengan kabupaten terkait ini, baru akan kita bawa dan dijadikan bahan kita untuk bernegosiasi," ucapnya.
Tahun lalu, pemerintah menghentikan kontrak Blok Siak oleh PT Chevron Pacific Indonesia serta Blok Kampar yang dikelola PT Medco EP Indonesia dan menyerahkan pengelolaan kedua blok tersebut kepada PT Pertamina.
"Pengelolaan kedua blok tersebut mulai 28 November pukul 00.00 diserahkan kepada Pertamina sebagai perusahaan milik negara," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik.
Penghentian kontrak Blok Siak dari tangasn Chevron, lanjutnya, didasarkan pada kinerja Pertamina yang dinilai sudah mampu dalam mengelola Blok Siak yang memproduksi minyak mentah sekitar 2.000 barel per hari.
Untuk Blok Kampar yang dikelola oleh Medco, saat ini produksinya sekitar 1.800 barel per hari dan proses pengambilan keputusannya lebih mudah dilakukan karena sama-sama perusahaan nasional.
Khusus untuk partisipasi daerah, pihak badan usaha milik daerah di Riau bisa melakukan pembicaraan "B to B" dengan Pertamina setelah sepenuhnya dipegang oleh Pertamina, kata Jero Wacik.
Medco selaku operator sudah mengelola Blok Kampar selama 30 tahun dan sudah habis kontraknya per tanggal 5 Juli 2013. Sementara itu, Chevron yang mengelola Blok Siak kontraknya berakhir pada 27 November 2013.
Berita Lainnya
Jefri Nichol dan Syifa Hadju bicara tentang ragu dan restu
14 September 2023 10:27 WIB
Film "Mohon Doa Restu" siap tayang di bioskop Indonesia pada 26 Oktober 2023 mendatang
06 September 2023 10:37 WIB
Presiden Jokowi tanggapi restu bagi Prabowo maju Pilpres
12 August 2022 16:55 WIB
Restu Anggraini tampilkan koleksi busana terbaru untuk musim panas 2021
28 November 2020 15:06 WIB
Didampingi Asri Auzar, Dua Putra Terbaik Rohil Minta Restu Menjadi Wakil Gubernur Riau
02 April 2018 6:45 WIB
Arsyadjuliandi Rachman Dapatkan Restu DPP Golkar Maju Pilgub Riau
04 September 2017 14:20 WIB
Riau Petroleum Dapat Restu Kelola Blok Siak
25 March 2013 16:10 WIB
Tepuk Tepung Tawar, Restu Budaya Kontingen PON Riau
31 August 2012 18:00 WIB