Nasdem Riau Protes Dugaan Penggelembungan Suara

id nasdem riau, protes dugaan, penggelembungan suara

Nasdem Riau Protes Dugaan Penggelembungan Suara



Pekanbaru, (Antarariau.com) - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memprotes adanya pembiaran dalam dugaan pelanggaran penggelembungan suara yang tidak dicari solusinya di dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau.

"Kita tidak akan menandatangani hasil penghitungan suara untuk DPRD Provinsi karena ada kecurangan yang didiamkan," kata saksi Partai Nasdem, Ali Junaidi, di rapat pleno KPU Riau di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan, pihaknya sudah melaporkan dugaan penggelembungan suara ke Panitia Pengawas Pemilu Kota Pekanbaru. Ali Junaidi menunjukan bukti berkas perbedaan hasil rekapitulasi surat suara di Kota Pekanbaru yang sudah dalam berbentuk buku karena saking tebalnya.

"Penggelembungan suara ini merugikan lintas partai, bukan hanya Nasdem saja," katanya.

Ia mengatakan, pengglembungan suara diduga terjadi para berkas dokumen D1 yang berada di tingkat PPS di kelurahan/desa. Alhasil, terdapat perbedaan mencolok antara hasil penghitungan yang ada di formulir C1 di TPS dengan hasil di PPS.

Ia mengambil contoh di Kelurahan Jadirejo Kecamatan Sukajadi terjadi perubahan dari jumlah suara seorang Caleg partai politik tertentu yang awalnya 0 di TPS, bisa naik menjadi 13 di PPS. Kondisi tersebebut juga terjadi di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan, seorang Caleg yang awalnya tidak mendapat satupun suara, mendadak bisa dapat 19 suara di dokumen D1 PPS.

"Jumlah penggelembungan sura ini sampai ratusan," katanya.

Ia mengatakan, pelanggaran pidana penggelembungan suara ini sangat merugikan Nasdem yang merupakan partai pendatang baru pada Pemilu Legislatif tahun ini. Berdasarkan data dalam rapat pleno KPU Riau, Partai Nasdem hanya berhasil mendapat tiga kursi untuk DPRD Riau dari 65 kursi yang diperebutkan.

Partai Golkar masih menjadi penguasa terbanyak dalam menempatkan wakil rakyat di DPRD Riau karena berhasil meraih 14 kursi. Sedangkan, PDI-P dan Partai Demokrat berada diperingkat kedua terbanyak dengan perolehan masing-masing sembilan kursi.