Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sekitar 20 siswa SMA Wahidin menggelar aksi domai menolak kriminalisasi dan pembebasan Ketua Yayasan Wahidin, Rajadi alias Awi Tongseng, yang kini ditahan Polda Riau di Pekanbaru, Jumat.
Dengan mengenakan seragam putih abu-abu, siswa dan siswi tersebut mengaku datang dari Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, khusus untuk menggelar aksi damai tersebut. Mereka membawa ratusan balon warna-warni yang poster untuk dilepaskan ke udara sebagai simbol pembebasan bagi ketua yayasan yang kini ditahan.
Ketua OSIS SMA Wahidin, Fitrayanto, mengatakan aksi damai para siswa diharapkan bisa mengetuk hati Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono untuk membebaskan ketua yayasan mereka. Menurut dia, seluruh siswa dan orang tua murid meyakini bahwa Rajadi tidak bersalah seperti yang disangkakan selama ini.(Baca juga: 700 Siswa Desak Ketua Yayasan Wahidin Dibebaskan)
"Hentikan kriminalisasi terhadap Perguruan Wahidin," katanya.
Para siswa juga membagikan seratusan bunga mawar kepada warga di jalan raya di depan kantor Gubernur Riau di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. "Tolong doakan sekolah kami," kata seorang siswa, Jimy.
Jimy mengatakan sudah dua hari mereka di Pekanbaru sejak Kamis sore (24/4) untuk menjenguk Ketua Yayasan Wahidin, Rajadi bersama tim penasehat hukum di tahanan Polda Riau, dan langsung dilanjutkan dengan menggelar aksi damai.
"Kami berangkat ke Pekanbaru dengan seizin orang tua, yang juga mendukung aksi ini," katanya.
Aksi membagikan mawar sempat membuat kehebohan karena para siswa tidak menghiraukan meski lampu lalu lintas merah menyala. Untungnya, para pengguna jalan terlihat memahami aksi damai tersebut dan sengaja memelankan laju kendaraan untuk menerima bunga mawar tersebut.
"Di Kota Bagansiapi-api ada lampu lalu lintas, tapi tidak pernah menyala," kata Jimy.
Sebelumnya, sekitar 700 siswa Yayasan Wahidin bersama para guru menggelar juga menggelar demonstrasi di sekolah mereka di Kota Bagansiapiapi pada 17 April lalu. Kuasa hukum Rajadi, Suhendro, menjelaskan kasus tersebut bermula dari persoalan internal di Yayasan Wahidin, setelah dugaan penyelewengan dana di keuangan yayasan terungkap dan jumlahnya mencapai puluhan juta Rupiah. Awi Tongseng melaporkan Tan Clara yang saat itu menjabat koordinator guru di Yayasan Wahidin, melakukan penggelapan uang yayasan itu pada tahun 2008 ke Polres Rokan Hilir.
Berita Lainnya
Politik kemarin, dari aksi damai di depan MK hingga perpindahan ASN ke IKN
20 April 2024 10:44 WIB
Prabowo Subianto imbau pendukung tak lakukan aksi damai di MK
19 April 2024 10:25 WIB
Aksi unjuk rasa damai digelar di AS, protes dampak pabrik uranium
09 October 2023 15:17 WIB
Menkes Budi Gunadi minta keluhan dalam aksi damai rokok disampaikan secara jelas
14 July 2023 12:17 WIB
Puluhan warga gelar aksi damai di kantor Bupati Inhu
25 May 2023 19:01 WIB
Massa Jaring Pelapis aksi damai tuntut pengelolaan limbah di Dumai
20 December 2022 18:15 WIB
Kapolda Riau apresiasi unjuk rasa mahasiswa di Pekanbaru berlangsung damai
11 April 2022 23:20 WIB
Aksi Damai Pekerja Bongkar Muat Pelabuhan Dumai
01 February 2022 18:21 WIB